DEPOSTJABAR. COM (TASIKMALAYA).- Sebanyak 19 siswa dari dua sekolah di Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya mengalami keracunan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di Wilayah Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.
Korban dibawa ke Puskesmas karena kondisinya tak kunjung membaik, setelah diberi obat tradisional berupa air kelapa muda oleh orang tuanya.
Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri mengatakan, pasien yang diduga mengalami keracunan dengan gejala yang sama yakni muntah, mual, dan buang besar terus menerus.
“Untuk jumlah saat ini yang datang dan langsung dirawat ada 19 orang dan mereka mendapat perawatan dengan cara diinfus,”jelasnya, Kamis (1/5/2025).
Salah seorang siswi SMP Negeri 1 Rajapolah, berinisial DF (13) mengatakan, semua teman-temannya di sekolah menyantap makan siang gratis yang dibagikan pihak sekolah.
“Makanan itu, sayuran yang rasanya sudah basi dan kami menyantapnya. Lama-lama gak enak diperut lalu minum air hangat makin lama makin sakit perut,” katanya.
Menu makanan yang lainnya adalah daging, tahu goreng, sayuran yang dimasak, dan buah anggur.
“Paling diingat rasanya berbeda dan agak basi di sayuran, karena makan pada saat itu sekitar pukul 11 siang hingga sore masih terasa biasa saja, tapi malamnya mulai mual dan sakit perut, ” ucapnya.
“Hampir beberapa jam di grup orang tua ramai sekali teman-teman saya pada mual, mules, pusing, buang air besar dan ada yang muntah,” tutur dia
Salah seorang orang tua siswa SD, Ratna (44) mengatakan, anaknya mulai menunjukkan gejala sekitar pukul 01.00 Dini Hari, mendadak diare, tidak seperti biasanya dan keluar masuk kamar mandi.
“Begitu saya tanya kenapa nak, ia menjawab habis makan program makan gratis yang dibagikan sekolah. Lalu saya bawa ke puskesmas dan ternyata begitu sampai disana sudah nampak teman-temannya sedang dirawat, ” ungkapnya.
Diketahui keracunan makan bergizi gratis yang di berikan pihak sekolah itu ada sekitar 19 anak mengalami gangguan serupa. “Sebagian besar orang tua memilih merawat anak-anaknya di rumah karena gejalanya masih bisa ditangani dan sebagian lagi di rujuk ke rumah sakit swasta di Kota Tasikmlaaya,” katanya.
Pihak sekolah maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya belum dapat memberi jawaban pasti terkait keracunan yang terjadi pada siswa se Wilayah Rajapolah.(M.Kris)