DEPOSTJABAR .COM (CIMAHI).- Pakar Politik dari STIA Nurtanio dan LAN-RI, Djamu Kertabudi menegaskan, peta politik konfigurasi koalisi partai pengusung sangat memungkinkan tidak berbanding lurus di provinsi dengan tingkat kabupaten dan kota.
“Dimungkinkan unsur partai yang berada di koalisi partai pengusung paslon Gubernur/Wakil Gubernur dengan koalisi partai pengusung paslon Bupati/Wakil Bupati & Walikota/Wakil Walikota di wilayah Provinsi yang bersangkutan berbeda,” terang Djamu.
Yang berarti bahwa kemungkinan terjadi partai tertentu berkoalisi dengan partai lain, mengusung paslon Gubernur/ Wakil Gubernur yang sama, akan tetapi berbeda dan menjadi lawan saat mengusung paslon Bupati/Walikota berserta pasangannya.
“Maka dari itu, dalam pelaksanaan sosialisasi atau kampanye dapat dihindari dilakukan secara bersamaan,” ucapnya.
Namun demikian, suatu hal yang seharusnya tidak perlu terjadi, akhirnya terjadi pula. Pada hari Minggu, 1 September 2024 kemarin, Kang Dedi Mulyadi (KDM) & Erwan Setiawan sebagai Pasangan Calon Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Barat yang diusung partai koalisi KIM (Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN) Plus, melakukan safari politik bertempat di lapangan Poral Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.
“Didepan ribuan masa yang hadir, Dedi Mulyadi di samping memperkenalkan dirinya bersama Erwan Setiawan sebagai pasangan calon Gubernur & Wakil Gubernur Jawa Barat, sempat pula memperkenalkan Aditya Yudistira dan meminta masyarakat Cimahi untuk memilihnya sebagai Calon Wakil Walikota Cimahi yang diusung koalisi partai Gerindra, PKB, PAN dan PPP.,” kata Djamu.
Padahal partai Golkar dan partai Demokrat Kota Cimahi mengusung paslon Dikdik S. Nugrahawan dan Bagja Setiawan sebagai paslon Walikota dan Wakil Walikota Cimahi berkoalisi bersama PKS dan Nasdem.
Hal ini menunjukan bahwa tindakan Kang DM tidak ‘fair” dan merugikan bagi Golkar dan Demokrat yang sama-sama mengusung kang DM dan Erwan Setiawan sebagai paslon Gubernur/Wakil Gubernur Jabar sendiri.
“Bahkan dimungkinkan apabila saatnya nanti Akhmad Saikhu dan Ilham Habibie paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar yang diusung PKS dan Nasdem bersafari politik ke Cimahi dan tandem bersama Dikdik S. Nugrahawan & Bagja Setiawan. Dan kalau ini terjadi akan berdampak pula pada Golkar & Demokrat Jabar,” tandas Djamu.
Oleh karenanya, hal ini sebagai bahan evaluasi untuk menghindari kerancuan yang berdampak kontraproduktif, alam mengisi acara kampanye yang diselenggarakan dari 25 September sampai dengan 23 November 2024 nanti, seyogianya kampanye paslon Gubernur/Wakil Gubernur Jabar di Cimahi dilakukan secara terpisah dengan kampanye paslon Walikota/Wakil Walikota Cimahi.
“Memperhatikan peribahasa Sunda “Saguru Sa elmu ulah ganggu,” pungkas Djamu. (Bagdja)