DEPOSTJABAR.COM, (CIMAHI),- Beberapa titik lokasi di Kota Cimahi diterjang banjir cileuncang, akibat hujan deras yang mengguyur Kota Cimahi sejak Selasa siang (04/10/2022). Titik lokasi yang terkena banjir cileuncang, diantaranya Cimindi, Cigugur tengah, Melong, Cibabat dan Cipageran.
Walikota Cimahi Letkol (Purn) Ngatiyana, S.A.P. didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Fithriandy Kurniawan, Camat Cimahi Utara, dan Lurah Cipageran, mengunjungi korban terdampak banjir di Kampung Torobosan RT 04 RW 12 Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Dalam kejadian tersebut, sebanyak dua rumah rusak terkena banjir, yakni rumah milik Bapak Yusuf dan Bapak Rahmat.
Ngatiyana menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang dialami oleh keluarga korban banjir atas musibah yang menimpa tempat tinggal miliknya tersebut.
Untuk meringankan beban korban banjir, Ngatiyana menyerahkan bantuan logistik dari BPBD, berupa selimut, peralatan mandi, mie instan, alat kebersihan, tenda gulung, matras. peralatan dapur, pembersih lantai, dan natura (bahan makan).
BPBD Kota Cimahi pun telah melakukan assessment kaji cepat di lokasi kejadian, lalu berkoordinasi dengan Kampung Siaga Bencana (KSB) Cipageran, Tim Reaksi Cepat (TRC), Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Cimahi, serta RT dan RW setempat untuk dilakukan evakuasi korban banjir.
Untuk mengatasi permasalahan banjir di Kota Cimahi, Ngatiyana menyatakan pihaknya tengah melakukan perbaikan drainase di beberapa lokasi yang debit airnya cukup tinggi, seperti di Jalan Cihanjuang.
Terkait embung atau kolam retensi di Pasir Kaliki, Ngatiyana mengaku kolam tersebut belum berfungsi secara optimal karena kolam retensi pengerjaannya masih belum selesai.
“Kolam retensi Pasir Kaliki Insyaallah akan selesai di tahun 2023, untuk saat ini upaya untuk mengatasi banjir dilakukan dengan memperbaiki drainase dan saluran-saluran air,” tutur Ngatiyana.
Ngatiyana juga meminta warga Kota Cimahi untuk tetap waspada, terutama di musim hujan karena intensitas hujan yang cukup tinggi dan beresiko untuk menimbulkan bencana alam hidrologi.
“Tetap hati-hati dan waspada terutama di musim yang ekstrem ini, dengan curah hujan yang tinggi berpotensi menimbulkan banjir atau tanah longsor, rumah roboh dapat terjadi bila kita tidak berhati-hati,” tutup Ngatiyana. (Sinta)