DEPOSTJABAR.COM – Bunga di Tepi Jurang (Part 1)
Disclaimer: Kisah berikut ini hanya fiktif, apabila ada kesamaan tokoh, itu murni karena kebetulan atau ketidaksengajaan.
Bunga di Tepi Jurang (Part 1)
Dreja tampak berjalan sendiri diantara sudut kota tua Bandung yang indah.
Langkah kakinya lunglai mengingat beberapa kejadian yang dia alami sebelumnya.
Wajahnya datar, raut mukanya tak mengekspresikan apa-apa.
Dia hanya berjalan ingin pulang menuju stasiun terdekat.
Tak lama dia lihat sosok muda mudi yang membeli sebatang coklat berdua dengan tawa bahagia.
Seketika dia ingat Alen, kekasihnya yang sudah tiada.
Teringat dia kala memberikan Alen baso tahu dan cireng kesukaannya.
Dreja tersenyum sedikit mengingat hal itu. Memang fatamorgana, dan dia sadar hal itu.
Tak hanya Alen yang ada dalam pikirannya, rakyat miskin, kejahatan, korupsi, dan hal lain seolah jadi bank gelisah dalam kepalanya.
Ingin dia jadi bertindak, namun sadar dia tak mampu. Untuk bayar sana-sini, Dreja masih harus ketar-ketir. Belum lagi ibu dan adiknya di rumah.
“Oh Tuhan, berikan aku power yang lebih,” ujarnya dalam hati.
Tibalah dia di stasiun kereta itu. Dreja lebih suka menyebut stasiun itu sebagai stasiun patah hati.
Memang terlihat cengeng dan payah, namun itu cara dia untuk menghibur diri.
Tanpa dia sadari, note di hpnya berdering, tanda agenda selanjutnya harus dikerjakan.