Pasar Tembakau, Bukti Budidaya ‘Bako’ Ada Sejak Lama di Tanjungsari Sumedang

DEPOSTJABAR.COM. – Pasar Tembakau Tanjungsari, Sumedang, merupakan satu-satunya pasar tembakau di Indonesia yang terletak di Jalan Pasar Lama, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pasar ini buka setiap hari Selasa dan Sabtu dari jam 6 pagi hingga 12 siang.

Pada hari buka, di pasar ini ada aktivitas yang menarik dan khas, termasuk lelang.

Semuanya diawali dari kedatangan petani tembakau ke pasar sambil membawa hasil panen mereka ke pasar untuk dilelang kepada para pembeli.

Pembeli selanjutnya dapat membeli tembakau dalam berbagai jenis dan kualitas, yang diawali dengan proses tawar-menawar harga.

Jika harganya cocok, tembakau dari petani segera diangkut pembeli yang biasanya berasal dari berbagai tempat seperti Kota Banjar dan Majalaya Kabupaten Bandung.

Adapun jenis tembakau yang dijual petani di Pasar Tembakau Tanjungsari, biasanya terdiri dari tiga jenis.

Pertama  Tembakau Virginia.

Ini merupakan jenis tembakau yang paling umum di pasar ini. Biasanya digunakan untuk membuat rokok kretek dan rokok putih.

Kedua, Tembakau Burley

Tembakau ini memiliki rasa yang lebih ringan dan aroma yang lebih harum. Biasanya digunakan untuk membuat rokok cerutu.

Ketiga, Tembakau Mole

Ini merupakan jenis tembakau khas Sumedang yang memiliki rasa yang kuat dengan aroma yang khas. Tembakau ini biasanya digunakan untuk membuat rokok linting dan tembakau pipa.

Sejarah

Menurut catatan Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, keberadaan Pasar Tembakau tersebut, merupakan bukti bahwa budidaya tembakau sudah lama ada di Tanjungsari, Sumedang.

Berdasarkan catatan tersebut, tanaman tembakau di Tanjungsari, Sumedang, sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada masa itu, tembakau ditanam di daerah Cijambu dan Jatiroke.

Tanaman tembakau mulai dibudidayakan secara massal di Tanjungsari pada tahun 1930-an oleh Nitisemito, seorang pengusaha dari Kudus.

Pengusaha asal Kudus tersebut bahkan sempat mendirikan pabrik roko di Desa Gudang Tanjungsari bernama “Parona”.

Awalnya, tembakau Tanjungsari hanya dijual di pasar lokal melalui pasar bernama Pasar Bako Omprongan, di kawasan Desa Mariuk Distrik Tanjungsari (sekarang bernama Desa Margaluyu Kecamatan Tanjungsari)

Namun, seiring dengan meningkatnya kualitas dan popularitasnya, tembakau Tanjungsari mulai dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.

Pada tahun 1965, Pasar Bako Omprongan, pasar tembakau tradisional di Tanjungsari, dipindahkan ke lokasi yang lebih strategis dan namanya diubah menjadi Pasar Tembakau Tanjungsari.

Pasar ini terus berkembang dan menjadi salah satu pasar tembakau terbesar di Indonesia.

Kini, Pasar Tembakau Tanjungsari adalah salah satu dari tiga pasar tembakau berskala internasional di dunia. (Ina)