DEPOSTJABAR.COM.- Twibbon telah menjadi fenomena menarik dalam era media sosial, memberikan cara kreatif bagi pengguna untuk menunjukkan dukungan, identitas, dan semangat mereka terhadap sebuah acara atau kampanye. Tak terkecuali dalam momen keagamaan seperti Idul Fitri, penggunaan Twibbon untuk bingkai foto semakin populer.
Bagaimana sejarah dan perkembangan penggunaannya?
Awal Mula Twibbon
Istilah “Twibbon” berasal dari gabungan kata “Twitter” dan “ribbon” (pita).
Awalnya, Twibbon diluncurkan sebagai platform online pada tahun 2009 untuk menambahkan lapisan bingkai kecil pada foto profil Twitter guna mendukung kampanye sosial atau acara tertentu.
Ide ini dengan cepat menyebar ke platform lain dan menjadi alat serbaguna untuk berbagai keperluan.
Seiring meningkatnya penggunaan media sosial, Twibbon berkembang dari sekadar tanda dukungan menjadi alat ekspresi pribadi.
Penggunaannya tidak lagi terbatas pada kampanye sosial atau politik, tetapi juga untuk acara budaya, seperti perayaan Idul Fitri.
Twibbon dan Idul Fitri
Dalam konteks Idul Fitri, Twibbon sering digunakan untuk mempercantik foto profil dengan elemen-elemen khas, seperti ketupat, lampu hias, atau ucapan “Selamat Idul Fitri.”
Tradisi ini mencerminkan rasa syukur, kebahagiaan, dan semangat berbagi dalam merayakan hari kemenangan.
Apapun, twibbon telah mengubah cara kita mengekspresikan diri di era digital, menghubungkan tradisi dengan teknologi modern.
Kehadirannya dalam momen spesial seperti Idul Fitri menunjukkan bahwa inovasi digital dapat memperkaya budaya dan tradisi kita. (Ina)