DEPOSTJABAR.COM, (BANDUNG).- Penjabat (PJ) Gubernur Jabar, Bey Machmudin melakukan safari mengunjungi warga terdampak bencana. Setelah dari Desa Banjaran Wetan Kabupaten Bandung langsung meluncur ke Sukabumi.
Sebagaimana diketahui, bencana banjir hingga tanah longsor dan pohon tumbang menerjang 66 titik wilayah di Sukabumi, Selasa 5 November 2024.
Akibat bencana itu, puluhan rumah warga terdampak banjir hingga menyebabkan ratusan orang mengungsi.
Selain itu, banjir akibat hujan deras dan luapan sungai ini juga merendam jalan, kendaraan hingga menghanyutkan lapak para pedagang.
Dalam video viral terekam arus banjir menghanyutkan lapak pedagang di Jalan Balai Desa Cikole, Kota Sukabumi. Para pedagang di lokasi kejadian terlihat panik lantaran takut terbawa arus deras.
Tak hanya itu, banjir setinggi dada orang dewasa juga menyebabkan sejumlah jalan tergenang hingga merendam kendaraan sedang terparkir.
“Saya awalnya lagi kerja didatangi anak saya kata banjir. Saya lihat banjir udah tinggi, ya udah pasrah aja mau bagaimana,” ujar Sofiah, korban banjir di Sukabumi, Selasa.
Data BPBD Kota Sukabumi, bencana alam akibat hujan deras ini terjadi di 66 titik. Selain banjir, pohon tumbang dan tanah longsor juga melanda sebagian wilayah Sukabumi.
Saat ini puluhan warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat maupun posko yang telah disediakan pemerintah setempat.
Penjabat Walikota Sukabumi, Kusmana Hartadji mengatakan, banjir menyebabkan 34 rumah di tujuh kecamatan terendam air hingga setinggi 1 meter.
“Banjir ini akibat limpasan air sungai. Jadi ada rumah warga yang menutup jalur air hingga berbelok karena ada penyempitan,” ujar Kusmana saat meninjau lokasi banjir.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin juga sudah tiba di Sukabumi untuk turun ke lokasi bencana, Rabu 6 November 2024.
Lokasi yang dikunjungi meliputi Kelurahan Cikondang, Kelurahan Jayakarsa, dan Kelurahan Sindanglaya. Banjir di tiga kelurahan disebabkan hujan dengam intensitas tinggi yang turun dalam beberapa hari terakhir.
Dalam kunjungan ini, Bey Machmudin juga melihat penanganan kebutuhan dasar bagi warga terdampak. Dinas Sosial Kota Sukabumi telah hadir di lokasi untuk membantu pengungsi.
“Beberapa kebutuhan dasar seperti pakaian sedang disiapkan, dan Dinas Sosial sudah ada di lokasi pengungsian,” katanya.
Bey juga mengonfirmasi bahwa BPBD Kota Sukabumi tengah melakukan assesment kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir ini. Mengenai kemungkinan perbaikan infrastruktur, Bey menyebutkan bahwa evaluasi lebih lanjut akan dilakukan bersama BNPB.
“Kami akan evaluasi bersama BNPB terkait perbaikan kerusakan, apakah perlu status tanggap darurat atau tidak,” katanya.
Bey mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan karena dapat memperparah kondisi banjir.
“Intensitas hujan yang tinggi memang faktor utama, namun tumpukan sampah juga mempercepat air masuk ke permukiman. Kami mohon agar warga lebih tertib dalam membuang sampah dan mengikuti aturan dalam membangun rumah,” katanya.
Bey kemudian meminta pemerintah daerah untuk memperketat perizinan pembangunan, terutama di daerah bantaran sungai.
Adapun banjir bandang yang terjadi di Desa Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung terjadi karena penyempitan sungai Citalutug.
Akibatnya banjir bandang dengan ketinggian 2 meter memporak porandakan desa tersebut. Rumah yang rusak 20, Warga yang terdampak 500 KK.
Bey Machmudin juga meminta warga untuk tetap tenang dan tidak panik. Pemda Provinsi bersama Pemda Kabupaten Bandung sedang bekerja memastikan warga tetap aman dan kebutuhannya terpenuhi.
“Kami berharap warga bersabar, kami akan segera lakukan tanggap darurat dari Kabupaten Bandung, ” ujarnya.
Langkah selanjutnya, Pemda Provinsi bersama Kabupaten Bandung akan mengirimkan pompa air untuk menyedot genangan, dan alat berat untuk pembersihan material banjir.
“Bantuan akan diupayakan, termasuk pompa air dan kebutuhan pembersihan (material banjir),” kata Bey.
Bey juga mengatakan, Pemdaprov Jabar juga akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB) untuk perbaikan rumah warga yang rusak.
“Kami akan koordinasi dengan BNPB untuk penggantian rumah-rumah yang rusak,” katanya. (Ries).