DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).-Tingginya kebutuhan listrik di saat bulan suci Ramadan, telah mengetuk hati sekelompok orang yang tergabung dalam group WhatsApp Komunitas Obrolan Majalengka untuk penggalangan dana, guna membantu pembelian token listrik untuk masjid, mushola, serta pondok pesantren.
Penggagas sumbangan token listrik ini adalah Kiki Aiman Malik, Agus Abdul Syukur, Julfari Ramadhan dan Eman Suherman, kegiatan tersebut dilatar belakangi oleh tingginya tingkat kebutuhan listrik di tempat ibadah selama bulan Ramadan.
karena di masjid, mushola ataupun ponpes kegiatan ibadah yang dilakukan masyarakat biasanya meningkat. Ketika malam hari usai Salat isya langsung tarawih dan dilanjutkan dengan tadarus, bahkan tadarus juga banyak dilakukan oleh perorangan sehingga waktu penerangan listrik sangat lama, paginya banyak juga yang melakukan kuliah subuh, sehingga penerangan listrik demikian dibutuhkan banyak umat.
“Di saat bulan puasa juga biasanya banyak orang yang ingin beribadah dengan beragam cara. Ada yang berbagi takjil, ada yang berbagi makan, ada yang sodaqoh beras dan lain-lain. Nah kami ingin yang belum dilakukan orang lain namun manfaatnya bisa dirasakan banyak orang, maka kami pikir sumbangan token listrik bisa bermanfaat besar. Jadi Ins Syaa Allah token listrik tersebut akan bermafaat untuk kegiatan keagamaan,” ungkap Kiki.
Dia mentargetkan, setiap hari selama Ramahan ada penyaluran token listrik ke tempat ibadah. Token yang disalurkan berasal dari para donatur yang mengirimkan dananya melalui sebuah rekening yang dipegang pengelola.
“Donatur bisa menyumbangkan hanya dengan p 10.000 saja, namun tentu bisa lebih,” ungkap Kiki yang akan menjaga akuntabilitas keuangan dari para donatur, uang yang diperoleh dari hasil donasi akan diumumkan di grup WA yang memiliki jumlah anggota hampir 571 orangan serta FB juga IG serta media lainnya.
Menurutnya, Obrolan Majalengka ingin melakukan suatu inovasi atau perbadaan, ingin memberikan manfaat untuk umat dalam bentuk yang lain yaitu donasi token listrik
“Mungkin orang menganggap token listrik itu hal sepele tapi ibadah di masjid atau di pesantren itu beberapa diantaranya butuh listrik. Makanya Obrolan Majalengka berharap program ini dapat mrmberikan manfaat untuk masyarakat Majalengka dan kepada para donatur semoga allah memberikan pahala berlipat ganda atas kebailanya yang diberikan,” demikian Kiki.
Sementara itu, penggagas lainnya Agus Abdul Syukur mengungkapkan, pihaknya menampung setiap permohonan dari siapapun yang tempat ibadahnya butuh disumbang, setiap yang mengajukan datanya harus jelas dan pengusus masjid, mushola atau pesantrennya juga harus jelas sekaligus mengirimkan foto tempat ibadah dimaksud.
Setiap pemohon akan dilakukan verifikasi untuk menjaga akurasi data serta menjaga akuntabilitas token yang disalurkan.
“Setelah indentitas jelas dan hasil verifikasi benar keberadaanya, baru permohonanya nanti direaliasi. Ketika penyerahan token listrik kami juga akan membuat dokumentasi penyerahan bahkan lengkap video tempat ibadahnya untuk menjaga kepercayaan donatur,” ungkap Agus yang mendokumentasikan setiap nota pembelian token.
Selama tiga hari puasa, menurutnya ,sudah ada lima masjid, mushola dan pondok pesantren yang diberi sumbangan token listrik masing-masing seharga Rp 50.000. Itu diantaranya di Desa Banjaran Girang.
“Setiap wilayah ada petugas pendistribusiannya, kebetulan saya kebagian di wilayah Majalengka bagian Selatan, Majalengka bagian Utara dipegang Julfari Ramadhan sedangkan bagian penerimaan dan menginfut data dipegang Kiki Aiman Malik. Jadi kami berbagi tugas,” ungkap Agus. (Ast)