DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).- Di tengah perayaan Hari Jadi Majalengka ke 533 tahun 2023, kisah memilukan mengguncang Kabupaten Majalengka. Seorang bocah SD menjadi perhatian warganet setelah mengalami nasib tragis yang mengharukan. Kejadian memilukan ini terjadi di sekolahnya saat bocah itu jatuh pingsan karena tidak sarapan di rumahnya, karena keterbatasan ekonomi dan beban hidup yang dipikulnya.
Amel sendiri tercatat sebagai siswi kelas VI di salah satu SD di Majalengka. Ia harus menghadapi tantangan hidup yang melebihi batas usianya. Meski berusia 12 tahun, ia terpaksa mengemban beban kehidupan dewasa.
Apalagi penyebab pingsan Amel ini merupakan akumulasi dari berbagai tanggung jawab yang dipikulnya. Ia harus mengorbankan masa kanak-kanaknya demi merawat kakek yang mengalami stroke dan adiknya yang membutuhkan perhatian ekstra.
Menanggapi hal itu Kepala Dinas Sosial Majalengka, Iwan Dirwan merasa prihatin dan menyadari kendala yang dihadapi oleh Amel dan keluarganya.
Untuk bantuan sosial kepada Amel, lanjut Kadinsos, terkendala oleh masalah administrasi. Amel masih tercatat sebagai pemegang Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari Pekanbaru, Riau, bukan dari Majalengka.
“Kondisi ini menyulitkan dalam proses pengajuan bantuan, karena keberadaan KTP dan kartu keluarga (KK) orang tua Amel masih di Pekanbaru,” kata Iwan Selasa 6 Juni 2023.
Namun pihak Dinas Sosial Majalengka sendiri akan berkoordinasi dengan instansi terkait di Pekanbaru Provinsi Riau untuk mempercepat pemindahan administrasi Amel ke Majalengka.
Diharapkan dengan adanya kerja sama ini, Amel dapat segera menerima bantuan yang seharusnya ia dapatkan.
Meskipun terdapat kendala administrasi, pihak Dinsos, sekolah dan masyarakat sekitar tetap memberikan dukungan kepada Amel dan keluarganya. Sumbangan dan bantuan materil dan moral diberikan untuk meringankan beban yang hadapi.
Selain itu, upaya pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan masalah administrasi menjadi langkah positif yang diambil untuk membantu Amel.
Kisah Amel menjadi pengingat bagi kita semua akan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh anak-anak yang berjuang dalam kondisi sulit. Keberadaan administrasi yang mempersulit penerimaan bantuan menunjukkan adanya kebutuhan untuk perbaikan dalam sistem pemberian bantuan sosial bagi mereka yang membutuhkan.
“Kami dari Dinsos akan memperbaiki prosedur dan koordinasi antarinstansi untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan tidak terhambat oleh kendala administrasi semacam ini,” katanya.
Pihaknya berharap agar masalah administrasi ini segera teratasi dan Amel serta keluarganya dapat menerima bantuan yang mereka butuhkan. Baik materil maupun moril agar dapat meringankan beban yang dihadapinya.
“Mari bersama-sama mendukung dan membantu mereka dalam menghadapi masa sulit ini, memberikan harapan dan kesempatan bagi Amel untuk menjalani masalah yang dihadapinya saat ini,”tuturnya. (ast)