DEPOSTJABAR.COM (TASIKMALAYA).- Penjabat (Pj) Walikota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah menyampaikan terima kasih kepada Lanud Wiriadinata atas segala upaya serta kerjasamanya dalam pembangunan monumen pesawat di Kota Tasikmalaya.
“Monumen pesawat yang berada di Taman Kota ini, menjadi destinasi warga Kota Tasikmalaya umumnya untuk masyarakat luas dan para wisatawan yang datang ke Kota Tasikmalaya dan kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam peringatan Hari Bakti ke-76 TNI AU tahun 2023,” ujar Cheka usai meresmikan monumen pesawat, Kamis (20/7/2023).
Menurut dia, peringatan Hari Bakti TNI AU bertujuan untuk mengenang dua peristiwa penting perjuangan TNI dalam memperjuangkan kemerdekaan, yaitu serangan udara TNI AU terhadap daerah pendudukan Belanda serta gugurnya tiga perintis TNI AU.
“Pesawat yang dijadikan monumen di kawasan taman kota ini merupakan pesawat milik TNI AU dengan jenis Marchetti SF-260, yang merupakan pesawat hibah dari Republic of Singapore Air Force (RSAF) pada tahun 2002,”jelasnya.
Hibah pesawat ini sebagai bentuk perhatian dan kerjasama bidang militer yang terjalin sejak lama antara Indonesia dengan Singapura.
Meskipun pengabdian pesawat Marchetti SF-260 ini di TNI Angkatan Udara memang tidak terlalu lama, namun pesawat tersebut bukan hanya sebagai pesawat latih dasar (LD) melainkan sebagai pesawat latih khusus (LK).
Cheka menambahkan, pembangunan monumen ini adalah sebuah ikon sarana edukasi kedirgantaraan bagi masyarakat dan para wisatawan yang datang ke Kota Tasikmalaya
Lapangan Udara Cibeureum
Sementara itu, Komandan Lanud Wiriadinata, Letkol Pnb Adi Putra Buana mengatakan, sejarah penerbangan di Tasikmalaya berawal dari adanya peninggalan Lapangan Udara di Cibeureum, dimana lapangan udara ini digunakan sebagai tempat landing serta take off pesawat-pesawat militer Belanda, begitu juga pada masa pendudukan Jepang.
Setelah Jepang menyerah pada sekutu dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan Belanda dan Jepang, di antaranya Lapangan Udara.
Sejak bulan September 1945 anggota-anggota teknik pesawat di Pangkalan Udara Andir Bandung mendapat berita, bahwa Lanud Cibeureum Tasikmalaya telah berhasil dikuasai oleh para pemuda dan rakyat Tasikmalaya.
Hal tersebut menjadi suatu kegembiraan dan kebanggaan tersendiri bagi para insan dirgantara, serta menimbulkan motivasi untuk segera memanfaatkan fasilitas yang ada.
Berbekal kecintaan terhadap bendera negara yaitu merah-putih, tanggal 27 Oktober 1945, Basir Surya dan Tjarmadi, dengan peralatan seadanya memperbaiki pesawat Curen peninggalan Jepang dan diberi identitas dengan tanda Merah Putih dengan memberi warna putih pada bulatan merah bendera Jepang dan berhasil diterbangkan oleh Adisutjipto mengelilingi lapangan terbang Maguwo Yogyakarta.
Kemudian, dengan dibantu delapan orang teknisi dan Pangkalan Udara Andir kembali memperbaiki pesawat Nishikoren dengan tanda segi empat merah putih dan diterbangkan oleh Adisoetjipto tanggal 7 Nopember 1945 dengan mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit.
“Pada tanggal 15 April 1946, dengan penerbangnya Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso dan Wim Prajitno mengadakan penerbangan formasi dengan rute Yogyakarta- Tasikmalaya-Wirasaba-Solo-Madiun-Malang. Selanjutnya tanggal 10 Juni 1946 dengan 5 pesawat Cureng dan Pangkalan,” pungkas Adi Putra Buana.(M.Kris)