DEPOSTJABAR. COM (TASIKMALAYA).- Puluhan warga di Kota Tasikmalaya menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan oleh Paguyuban Jakwir pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Yah ada kurang lebih 35 orang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) katering di Kota Tasikmalaya, tertipu oleh oknum yang mengatasnamakan Paguyuban Jakwir, dan mereka juga mengaku sebagai utusan Presiden dan Seskab RI Mayor Teddy.
Hal tersebut diungkapkan korban Moena Rosliana (35) asal Kecamatan Bungursari, Jumat(31/1/2025).
Menurut dia, rata-rata korban sudah menyetorkan sejumlah uang untuk mendapatkan sertifikat halal yang dimintakan oleh pihak Paguyuban Jawir.
“Awalnya kejadian sih kami mendapatkan link dari rekan-rekan dan ada kumpulan dengan anggota Paguyuban untuk membahas tentang produk halal di daerah pertanian Cilembang pada Bulan Desember 2024,” katanya
Kemudian pihak Paguyuban datang untuk melakukan sosialisasi dengan beberapa warga yang akan ditawari menjadi mitranya dan salah satunya ada yang ngaku dari pihak halal tapi tidak menyebutkan kartu anggota,” kata Moena.
“Usai dari situ mereka malah nanya biaya halal sekitar Rp 8,5 juta dan diminta langsung membayar sebagai biaya awal dan kemudian saya buka dua dapur dengan total Rp17 juta,” jelas Moena
Pada pertengahan Desember paguyuban Jakwir bakal melaksanakan bimbingan teknis dengan beberapa orang yang sudah melakukan pembayaran sejumlah uang untuk sertifikat halal dan itu sudah seperti yang di Ciamis Ada yang Rp bayar Rp 8,5 juta, Rp11,1 bahkan daerah Ciawi hingga mencapai Rp20 juta,” kata dia.
Sedangkan harga bimbingan teknis di Kota Tasikmalaya menurut Moena tidak terlalu besar, tapi semuanya belum bayar karena belum terlaksana bimtek.
Bahkan yang mau bimtek juga kemarin diminta Rp2,2 juta tapi kenyataannya sampai sekarang belum terlaksana dan banyak alasan dan Setiap pertemuan yang dibahas uang terus. Apalagi sekarang banyak warga yang tertipu, dan saya sendiri jadi korban harus mrnggeluarkan anggaran hingga sudah membangun dapur gizi.
“Saya dari sana sempat mencari informasi tentang keberadaan dan kejelasan paguyuban tersebut dan usai mendapatkan informasi dari kodim sampai diarahkan ke SPPG dan ternyata itu penipuan,” katanya.
Kalau di totalkan mulai dari dapur, kemudian bangun kantor habis mencapai Rp 800 Juta rupiah, karena bangunan sendiri habis Rp 300 juta dan ditambah akomodasi mobil, ” katanya. (M.Kris)