Kurikulum Keuangan Syariah Masuk ke Pondok Pesantren, Ini Tujuannya

DEPOSTJABAR. COM (TASIKMALAYA).- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, Dian Ediana Rae melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Mathlabussa’adah Jalan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (6/11/2024).

Dalam kunjungannya ke ponpes bersilaturahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren KH. Didi Ilyas Basyudi, mengenang dimana hampir 14 tahun lamanya sejak gempa bumi melanda Tasikmalaya,.

“Saya memberikan bantuan dan meresmikan pembangunan di lokasi ini, “ungkap Dian Ediana Rae yang pada saat itu menjabat sebagai ketua Umum Ikatan Pegawai Bank Indonesia Tasikmalaya.

“Memang saya sangat teringat mengenang kembali masa lalu itu hampir 14 tahun, dan hari ini saya kembali ingin mendorong agar pelajaran mengenai ekonomi dan keuangan syariah masuk dalam kurikulum pendidikan di pondok pesantren.

 “Karena Pesantren di seluruh pelosok negeri harus terus kita dorong untuk menggalakkan kegiatan dan pembelajaran di bidang ekonomi dan keuangan syariah dalam kurikulum,” kata

“Dengan demikian, penguatan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia bergerak mulai dari sistem keuangan serta pemahaman mengenai masalah keuangan dan itu merupakan suatu yang sangat penting,  karena suatu negara itu tidak akan maju kalau tidak ada di sistem keuangan yang bekerja dengan baik, ” terangnya

“Nah tentunya ini harus dipahami oleh semua siswa, mahasiswa untuk bagaimana mereka itu bisa mengerti dan menjalani kehidupan yang berhubungan dengan lembaga keuangan, Karena ekonomi syariah yang semakin menguat telah memberi daya dukung bagi stabilitas ekonomi nasional karena teruji dalam melewati siklus ekonomi,” Katanya.

“Karena yang namanya Ekonomi harus mengerti dan kemudian ada akses dalam pengertian misalkan yang sekian banyaknya mahasiswa, kemudian ingin mendirikan semacam UMKM, lalu minta bantuan ke bank BPR syariah maupun bank umum syariah, Tentu hubungan antara pendidikan resmi ada pemahaman terhadap sistem keuangan dan anti bank itu akan menjadi sangat penting, “ujarnya.

“Dimana nanti masyarakat membutuhkan bank dan bank membutuhkan masyarakat dan itu harus saling mendukung, ” tandasnya.

Apalagi dengan peningkatan literasi keuangan kita sangat mengharapkan sehingga nanti perbankan akan memberikan kontribusi kepada pengembangan perekonomian rakyat termasuk masyarakat UMKM.

Maka kita akan konsen di pengembangan perpustakaan dan perpustakaan di pesantren ini sangat penting, ilmunya pun bisa digali dan saya kira tidak akan ada sekolah maju dan negara maju tanpa ada perhatian terhadap perpustakaan.

“Walaupun sekarang banyak sifatnya digital tapi tetap yang namanya koleksi buku itu merupakan akses informasi, ilmu pengetahuan sehingga pelajar itu maju, “terangnya.

“Sehingga pelajar menjadi maju dan itu tidak ada batasnya mau kita tinggal di Ciamis, di Tasikmalaya, diBandung, di Garut dan itu sama saja dan pada hakekatnya ada kesempatan untuk mengembangkan diri untuk lebih maju.

“Dan ini menjadi salah satu cara untuk melakukan akselerasi sosial dengan pendidikannya, maka tanpa pendidikan yang cukup kita tidak akan pernah menjadi negara yang besar, “pungkas Dian.

Adapun kunjungan kerja Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Dian Ediana Rae didampingi Deputi Komisioner Pengawas Konglomerasi Keuangan OJK Teguh Supangkat, Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah dan Kepala OJK Tasikmalaya Melati Usman.(M.Kris)