Puluhan Warga Pamokolan Ciamis Keracunan Makanan, Diduga Ini Penyebabnya

DEPOSTJABAR.COM. (CIAMIS).- Puluhan warga di Desa Pamokolan Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, diduga mengalami keracunan makanan pada Senin (19/12/2022). Puluhan warga itu dilarikan ke Puskesmas Cihaurbeuti untuk mendapatkan penanganan medis.

Kepala Puskesmas Cihaurbeuti, Usep Koswara mengatakan, total pasien yang sedang menjalani perawatan sebanyak 36 pasien. “Mereka mengalami gejala mual, muntah, diare, dan sakit kepala, setelah menyantap makanan di pesta pernikahan salah satu warga,” ujarnya saat dihubungi DEPOSTJABAR. COM, Selasa(20/12/2022).

Menurut dia, Puluhan pasien itu, terdapat anak berusia 12 tahun sebanyak 4 orang, Dewasa 32 orang total 36 orang dan 4 orang pasien sudah boleh kembali pulang ke rumah.

“Tadi pagi ada 36 pasien, tapi setelah diperiksa tim medis, empat orang sudah bisa pulang. Jadi tinggal 32 pasien, satu di antaranya dirawat di Puskesmas Panumbangan,” kata Usep

Kata Usep, hingga kini kondisi para pasien sudah berangsur membaik. Tak sampai ada yang dirujuk ke rumah sakit. Namun, ada satu pasien harus ditempatkan di Puskesmas Panumbangan lantaran kapasitas di Puskesmas Cihaurbeuti telah penuh

Terang Usep, kronologi keracunan bermula ketika salah seorang warga menggelar hajatan pernikahan pada Minggu (18/12/2022) malam dan keesokan harinya warga  mulai mengalami gejala mual, muntah, sakit kepala, dan diare, pada Senin subuh,” Katanya.

Pihak Puskesmas Cihaurbeuti baru mendapat laporan itu pada Senin sekitar pukul 14.00 WIB. “Kami langsung menuju ke lokasi dan melakukan pemeriksaan dan yang telah diperiksa kami bawa ke puskesmas untuk penangganan khusus,” ucapnya

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, sumber keracunan itu diduga berasal dari makanan yang disediakan saat hajatan pernikahan. Dari hasil wawancara keluarga yang menggelar hajatan tersebut, makanan itu dimasak pada pagi, tapi baru dimakan malam.

Namun, Pihaknya masih harus menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan di laboratorium untuk menentukan penyebab pasti keracunan massal itu. “Kami juga baru kirim sampel makanan ke laboratorium provinsi, seperti nasi, daging, kerupuk, dan bihun. Hasilnya kemungkinan dua minggu akan keluar,” pungkasnya. (Alni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *