Kalahkan Tunggal Putra Singapura, Anthony Ginting Juara Badminton Asia Championship 2023

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Anthony Sinisuka Ginting, satu-satunya wakil Indonesia yang meraih hasil manis di turnamen Badminton Asia Championship 2023, sukses meraih gelar juara Asia.

Gelar juara tunggal putra Asia, diraih Anthony usai memenangkan duel final melawan Loh Kean Yew, wakil Singapura, Minggu 30 April 2023.

Laga final antara Anthony dan Loh berlangsung di Sheikh Rashid Bin Hamdan Indoor Stadium Hall, Al Nasr Club, Dubai, Uni Emirat Arab.

Pada duel final tersebut, Anthony menang dua gim langsung atas Loh. Skornya, 21-12 dan 21-8.

Kemenangan ini, tentu sangat disyukuri Anthony karena dia mampu menjaga permainan terbaiknya di sepanjang turnamen.

“Sangat bersyukur saya bisa bermain cukup baik di sepanjang minggu ini, bisa menikmati pertandingan dan tenang dalam lapangan,” kata Anthony lewat pernyataan resmi PBSI.

“Ini pastinya salah satu pencapaian terbaik buat saya, titelnya juara Asia kan besar juga. Semoga dari sini bisa membuat kepercayaan diri yang lebih lagi, lebih termotivasi lagi di pertandingan-pertandingan berikutnya,” lanjutnya.

Anthony juga mengatakan  juara tunggal putra ini pun dipersembahkannya, kepada tim tunggal putra Indonesia.

Selain itu, Anthony juga mempersembahkan gelar ini untuk jajaran staf pelatih, terutama Coach Irwansyah.

“Pelatih, bang Aboy (Irwansyah), koh Harry (Hartono) dan pelatih fisik juga. Tidak lupa untuk PBSI dan keluarga,” lanjutnya.

Meski mampu membawa pulang gelar juara tunggal putra Badminton Asia Championship 2023, Anthony mengakui belum puas.

Dirinya masih ingin mengejar target meraih gelar juara di turnamen lainnya yang masih tersisa sepanjang 2023 ini.

“Ke depan saya masih banyak target-target dan gelar-gelar yang ingin saya raih. Tapi balik dari sini saya ingin enjoy dulu, satu sampai dua hari, istirahat sebelum masuk lagi ke persiapan Piala Sudirman,” ujarnya.

“Saya tadi melihat kondisi lawan seperti apa dan terlihat Loh Kean Yew terlihat bermain agak bingung, shuttlecock yang kencang jadi dia tidak bisa berbuat banyak. Tidak bisa keluar dari tekanan. Saya fokusnya lebih meminimalisir kesalahan-kesalahan sendiri,” tuturnya.

“Dari awal turnamen saya memang membatasi ekspektasi, tidak mau terlalu berlebihan. Harapan pasti ada tapi tidak mau terlalu over. Itu mungkin terlihat di lapangan yang kurang ekspresif tapi itu membantu saya untuk lebih tenang dan bisa mengontrol semuanya,” pungkasnya.(Aris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *