DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).- SMA Negeri 1 Bantarujeg Kabupaten Majalengka merupakan satu satunya Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Majalengka yang menjadi piloting program Jabar Masagi di Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Ini bukan tanpa alasan, pasalnya sekolah tersebut merupakan lembaga pendidikan setingkat SMA yang memiliki talenta dan prestasi untuk menuju program kurikulum Jabar Masagi yang digagas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Walaupun keberadaannya nun jauh di pelosok Majalengka, namun SMA Negeri 1 Bantarujeg sarat dengan prestasi, terlebih setelah dipimpin seorang Kepala sekolah yang inspiratif H. Toto Warsito., S.Ag., M.Ag., sekolah ini terus berbenah dan meraih segudang prestasi.
Bahkan baru baru ini, melalui Kepala sekolahnya H. Toto Warsito. SMA Negeri 1 Bantarujeg mendapatkan penghargaan dari Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Kepala Sekolah Seluruh Indonesia (DPP AKSI) sebagai kepala sekolah inspiratif.
H. Toto Warsito mengatakan, dijadikannya SMAN 1 Bantarujeg sebagai pilot project kurikulum jabar masagi oleh pemprov Jabar diantaranya karena sekolah yang dia pimpinnya tersebut pembinaan karakter dinilai bagus, selain itu muatan budaya lokal dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
“Di sekolah kami ada program Petuah (Pesantren sabtu – ahad) yang dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu. Hal itu guna meningkatkan ketaqwaan dan akhlakul karimah para peserta didik,” kata Toto.
Di samping pembinaan karakter siswa, menurut Toto, sekolahnya juga telah menerapkan budaya lokal sebagai sumber pembelajaran di sekolah, dimana adat budaya daerah yang ada di Bantarujeg diangkat dan dijadikan sumber pembelajaran siswa.
” Setiap hari senin anak anak dibiasakan menggunakan bahasa sunda, serta memperkenalkan dan ekspos budaya kasundaan. Kemudian hari Kamisnya anak anak diwajibkan memakai pakaian adat sunda yang berkembang di daerah Bantarujeg Majalengka,”jelas Toto.
Dia juga menambahkan, selain pembinaan karakter siswa dan budaya lokal yang dijadikan sumber pembelajaran, penerapan jiwa entrepreneur para siswa pun terus dikembangkan.
“Kedepan kegiatan kewirausahaan akan terus dikembangkan lebih intens, selain yang sudah ada sekarang, taun depan setelah menjadi sekolah Jabar Masagi kegiatan yang bersifat entrepenership harus benar benar diterapkan, salah satu contoh para siswa akan diperkenalkan dengan wirausaha budi daya ikan di dalam ember serta pengolahannya. Selain itu, baru baru ini di sekolah kami ada yang namanya program Bank Sampah, dimana setiap hari para siswa mengumpulkan sampah plastik yang berserakan dilingkungan sekolah, untuk ditabung di Bank Sampah,” jelas H. Toto. S.Ag., M.Ag.
Beberapa siswa SMAN 1 Bantarujeg sedanf menyetor sampah ke bank sampah di saksikan kepala sekolah H. Toto Warsito. S.Ag., M.Ag (foto:Ast)
Bank Sampah
Awal dibentuknya Bank Sampah di SMAN 1 Bantarujeg baru baru ini, beranjak dari rasa keprihatinan melihat banyaknya sampah yang semakin menumpuk serta sedikitnya petugas kebersihan, oleh karena itu Toto Warsito selaku kepala sekolah berinisiatif untuk mengelola sampah menjadi berkah dengan membentuk Bank Sampah yang dikelola pawa siswa.
Salah seorang guru yang juga merupakan pengelola Bank Sampah di SMAN 1 Bantarujeg, Gilang Cahya Gumilar. S.Pd mengatakan, dibentuknya Bank Sampah di SMAN 1 Bantarujeg untuk mengurangi sebaran sampah di lingkungan sekolah dan sampah menjadi berkah.
“Dengan adanya Bank Sampah di sekolah kami, ini bisa mengurangi sebaran sampah di lingkungan sekolah, selain itu, membiasakan para siswa supaya punya kepedulian terhadap lingkungan dengan memberikan rangsangan bahwa sampah yang ditabung di bank sampah ini akan menjadi berkah”, ungkap Gilang.
Gilang menambahkan, sampah yang dikumpulkan siswa, kemudian ditabung di Bank Sampah. “Sebagai pengelola, kami menyimpan tabungan sampah siswa, yang nanti setelah terkumpul kami jual, dan uang hasil penjualan sampah tersebut dikembalikan ke siswa sesuai dengan besaran tabungan sampah yang disetor para siswa,”jelas Gilang.
Sementara itu salah satu siswa SMAN 1 Bantarujeg ,Pipit Fitriyani yang kebetulan sedang menabung sampah di Bank Sampah mengaku setelah adanya Bank Sampah di sekolahnya, dia bersama teman temannya menjadi terbiasa mengumpulkan sampah sampah plastik bekas makanan ataupun minuman yang ia temukan di lingkungan sekolah.
” Ketika kami melihat ada sampah yang terbuang di lingkungan, secara spontan kami akan memungut dan mengumpulkannya, kemudian kami setor ke Bank Sampah, setelah banyak dan terjual alhamdulilah bisa menambah uang jajan kami dari hasil sendiri,” pungkas Pipit Fitriyani dengan sumeringah. (ast)