Seiring perkembangan zaman dan perubahan cuaca, tiap pengrajin ada yang menggunakan ke 13 macam rempah tadi, ada juga yang tidak.
Bahkan, ada beberapa pengrajin Bir Pletok yang menggunakan cabe arei atau cabe jawa sebagai salah satu bahan baku yang digunakan.
Sementara terkait penggunaan pemanis, ada yang menggunakan gula pasir, gula aren atau madu hutan.
Tapi biasanya, agar harga jual bisa dijangkau kebanyakan masyarakat dan ekonomis, biasanya para pengrajin menggunakan gula pasir. Sementara untuk mengejar khasiat, digunakan gula aren atau madu hutan.
Tapi, para konsumen Bir Pletok juga harus jeli apakah pengrajin Bir Pletok menggunakan garam dalam proses pembuatannya dengan cara direbus atau tidak.
Sebab jika garam direbus, maka akan merusak khasiat dari rempah-rempah tadi termasuk juga menjadi racun pemicu darah tinggi.
Sedangkan jika gula dimasukkan ke dalam Bir Pletok setelah selesai digodok, akan menjadi mineral yang dibutuhkan tubuh. (dwa)