Menurut Kundil, ke tiga hantu itu hampir setiap malam hilir mudik di area Dusun Binangun menuju Bandara Nusawiru atau Gunung Amparan.
“Karena warga berkeyakinan ke tiga hantu itu sering hilir mudik maka bangunan rumah warga di Binangun selalu diberi jeda sebagai jalur aktivitas hantu ke tiga nenek itu,” terangnya.
Dia menjelaskan, jika bangunan rumah di Dusun Binangun tidak diberi jeda antara bangunan ke bangunan, sering ada insiden kejadian diluar dugaan.
“Biasanya yang melanggar ketentuan membangun rumah tanpa jeda mengalami sakit parah hingga hingga meninggal dunia secara tidak wajar,” ungkapnya.
Kundil mengisahkan, pada tahun 1980 silam salah satu warga membangun rumah yang menghalangi jalan jalur aktivitas hantu Nenek Loyeh, setelah bangunan selesai setiap malam selalu terdengar suara tangisan Nenek-nenek.
“Akhirnya bangunan rumah diberi jeda sebagai jalan jalur hantu nenek Loyeh dan akhirnya tidak lagi terulang kejadian suara tangisan seperti yang sering dialami sebelumnya,” tutur Kundil.
I am extremely impressed together with your writing talents and also with the structure to your weblog. Is that this a paid subject or did you customize it your self? Either way keep up the excellent high quality writing, it’s uncommon to look a nice weblog like this one nowadays!