Berdayakan Warga Tanjungpura Tasik Lewat Tanaman Salada

DEPOSTJABAR.COM (TASIKMALAYA).- Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjungpura, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya,  berdayakan tanaman salada agar warga di desanya mandiri menanam salada dengan bertani hidroponik.

Kepala Desa Tanjungpura, Ujang Hartono selaku pengurus Desa Mandiri menyampaikan hampir ratusan ribu tanaman salada di 4 hektar lahannya yang tersebar di beberapa titik Desa Tanjungpura, berhasil dibudidayakan dengan melibatkan 100 orang petani.

“Tanaman salada ini, selain menambah perekonomian dapat menjadi mata pencaharian para petani setiap harinya dan total setiap panen berhasil dibudayakan kurang lebih 150 ribu salad,” ujar Ujang dalam diskusi usaha tani bersama rombongan wartawan, di Saung Tani, Minggu (23/7/2023).

Menurut Ujang, usaha budidaya tanaman salada ini untuk memandirikan warga agar terbebas dari kemiskinan dan pihaknya sengaja memilih pola bertani secara hidroponik ini supaya hasilnya lumayan dan banyak keunggulan.

Kepala Desa pakaian hitam bersama petani memanen tanaman salada di Desa Tanjungpura Kecamatan Rajalolah Kab. Tasikmalaya, Minggu(23/7/2023). (foto: M.Kris)

Selain minim, kata dia, lahan yang digunakan, pasokan air dan tenaga listrik pun cukup ekonomis dan kalau dikalkulasikan total listrik dan kebutuhan air sekali panen itu sekitar Rp 4 ribu rupiah dari setiap panen 1 kg salada dan kami beli Rp 10 ribu, ada space keuntungan cukup besar dan kami nilai sangat optimal dalam menggunakan lahan dibanding cara bertani lainnya.

“Kebetulan juga di wilayah kami termasuk daerah tadah hujan, airnya cukup kurang, jadi dengan hidroponik cukup efektif,” katanya.

Tambah dia, hasil dalam tiga tahun pertama program yang dibina Bank Indonesia (BI) perwakilan Tasikmalaya itu, Alhamdulillah  sukses mengangkat pamor Desa Tanjungpura menjadi desa berdikari di wilayah Tasikmalaya.

“Kalau desa mandiri kami belum bisa, apalagi bebas tanpa bantuan anggaran dari pemerintah,” kata dia.

Saat ini rata-rata warga Desa Tanjungpura yang telah bergabung dalam program bertani hidroponik mampu menghasilkan pendapatan Rp 2 juta lebih untuk sekali panen per 20 hari sekali, dari sekitar 1.000 pohon salad yang mereka tanam.

“Panen pertama itu sekitar 40 hari, namun setelah regenerasi bisa dipanen sekitar 20-25 hari sekali,” katanya.

Selain efektif dalam mengoptimalkan lahan, hadirnya pola bertani hidroponik menjadi kampanye bagi warga, untuk memulai bertani dengan biaya murah yang berlaku bagi seluruh golongan usia.

“Pemuda juga bisa ikut bertani tanpa kotor, lansia juga bisa ikut bertani tanpa capek, maka bertani itu mudah dan sangat murah,” pungkasnya.(M.Kris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *