DEPOSTJABAR. COM (TASIKMALAYA).- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya mencatat kasus dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) sebanyak 400 orang mulai dari jenjang TK, SD, SMP termasuk satu guru pengajar di Kecamatan Rajapolah.
Sebanyak 32 anak dengan jenjang yang berbeda harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit umum yang ada di Kota Tasikmalaya .
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana membenarkan, 32 orang harus dirujuk ke rumah sakit umum yang ada di Kota Tasikmalaya. Dari 32 orang 8 pasien harus menjalani observasi.
“Yah kami mendapat informasi ada sekitar 400 orang pelajar yang mendapatkan makan gratis mulai dari TK, SD, SMP dan guru diduga mengalami keracunan makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (30/42025,” katanya, Sabtu (3/5/2025).
“Yah kita masih menunggu hasil uji sampel laboratorium mulai dari daging ayam, sayur, waluh, tahu, jagung, yang mengakibatkan anak-anak mengalami muntah, pusing, perut melilit dan diare.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri mengatakan, untuk korban keracunan terus berdatangan untuk melakukan pemeriksaan dan mereka mengalami gejala yang sama seperti mual, muntah, pusing, perut melilit dan diare.
“Para korban yang datang sudah dilakukan diinfus, satu pasien dirujuk ke rumah sakit, 8 orang menjalani observasi dan yang lain sudah berangsur membaik tapi dari mereka masih harus mendapat pengawasan petugas kesehatan termasuk seorang guru pengajar,” terangnya
Sebelumnya, belasan siswa SD dan SMP di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya mengalami gejala diduga keracunan setelah mengonsumsi menu MBG yang dibagikan oleh pihak sekolah.
Kejadian tersebut, membuat semua siswa memilih pengobatan secara tradisional dengan meminum air kelapa hingga air jeruk hingga yang lainnya.
Korban mengaku lemas dan buang air besar terus menerus sejak malam hingga rata-rata korban memilih dirawat secara tradisional di rumahnya masing-masing menggunakan metode tradisional. (M.Kris)