Hujan Deras Sebabkan Dua Sekolah Rusak Berat di Sumedang, Ini Langkah Sekolah dan Disdik

DEPOSTJABAR.COM (SUMEDANG).- Hujan deras yang terjadi di Sumedang pada Minggu 16 Februari 2025, menyebabkan sekolah di dua lokasi hancur dan roboh.

Kejadian pertama menimpa SDN Sindangkerta, Dusun Sindang, Desa Tanjungwangi Kecamatan Tanjungmedar. Akibat peristiwa tersebut, ruang kelas 5 di SDN tersebut hancur.

Ahmad Arip, salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut menjelaskan, hujan deras yang terjadi Minggu kemarin menyebabkan longsor di bagian belakang ruang kelas yang terletak di tebing.

Karena tanah yang menumpuk terlalu berat, bangunan sekolah tidak mampu menahan tekanan dan akhirnya jebol.

Untungnya, longsor ini terjadi pada hari Minggu, saat tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Meskipun begitu, kerusakan yang ditimbulkan cukup parah, dan ruang kelas 5 terpaksa tidak bisa digunakan untuk pembelajaran sementara waktu.

Sebagai langkah pertama, pihak sekolah, bersama orang tua siswa, masyarakat, dan perangkat desa, segera melakukan kerja bakti untuk membersihkan material longsor dan mencoba mengatasi dampak dari bencana ini.

Atap SDN Panyingkiran 2 Roboh

Sementara itu, kejadian yang terjadi di SDN Panyingkiran 2, menyebabkan bagian atap beberapa ruangan roboh.

Kejadian yang terjadi sekira pukul 22.00 WIB itu diduga akibat curah hujan yang tinggi dan terus-menerus selama sepekan terakhir.

Hal itu mengakibatkan beban pada struktur atap melebihi kapasitasnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Dr. Eka Ganjar Kurniawan, yang ditemui di lokasi menjelaskan,  intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan baja ringan yang digunakan sebagai penyangga atap tidak mampu menahan beban genteng Jatiwangi yang dipasang sejak rehabilitasi pada tahun 2010.

“Curah hujan yang tinggi berdampak pada kekuatan baja ringan yang menjadi penopang atap. Akibatnya, baja ringan itu tidak kuat menahan beban genteng yang sudah cukup lama terpasang,” ujar Eka.

Menurutnya, sebelum kejadian ini, tidak ada tanda-tanda kerusakan atau masalah yang mencurigakan pada atap sekolah.

“Dari segi waktu, baja ringan ini sudah cukup lama bertahan, bahkan Kepala Sekolah sebelumnya juga menyampaikan bahwa tidak ada indikasi kerusakan pada atap sebelum kejadian ini terjadi,” tambah Eka.

Sebagai langkah tanggap, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang berencana segera memperbaiki atap yang roboh agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan kembali dengan normal.

“Kami akan segera memperbaiki atap baja ringan yang roboh agar proses pembelajaran tidak terganggu,” ungkap Eka.

Selama proses perbaikan, pembelajaran untuk sekitar 200 siswa yang terdampak akan dialihkan ke SDN Panyingkiran 1 dan sekolah terdekat lainnya.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Kepala SDN Panyingkiran 2 dan pengawas sekolah untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah lain,” jelasnya.

Total terdapat tujuh ruang kelas yang terkena dampak robohnya atap tersebut. (Ina)