DEPOSTJABAR.COM (TASIKMALAYA).- Sebanyak 387 wisudawan dan Wiaudawati Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA) mengikuti sidang terbuka senat STIA YPPT Priatim dalam rangka wisuda, program pascasarjana, sarjana, di Gedung Graha Asia Plaza Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Kamis (9/2/2023).
Sebanyak 3 program yakni Magister Ilmu Administrasi Negara sebanyak 44 orang, Ilmu Administrasi Negara sebanyak 261 orang dan Ilmu Administrasi Niaga meluluskan 82 orang.
Pejabat (PJ) Walikota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada seluruh wisudawan, sekaligus turut berbahagia kepada seluruh wisudawan yang secara resmi diwisuda sebagai seorang sarjana, baik pada program Pascasarjana maupun Sarjana.
“Wisuda bukanlah purna tugas dari kami semua untuk berhenti belajar, namun sebaliknya, ilmu yang sudah didapatkan di kampus ini akan dilanjutkan untuk digunakan menyelesaikan dan membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang semakin kompleks ke depan,” ujarnya, Kamis (9/2/2023).
Proses pembelajaran merupakan pengalaman yang tidak hanya melibatkan hubungan stimulus dan respon. Lebih dari itu, sebagai aktivitas yang melibatkan kegiatan berpikir yang kompleks dan mendorong mental melalui pemikiran dan kepribadiannya
Ia menambahkan, wisuda kali ini menjadi momen istimewa bagi para wisudawan dan keluarganya masing-masing, karena berkat kedua orang tua kalian bisa lulus sebagai sarjana.
“Semoga ilmu yang didapat menjadi berkah dan bisa berkontribusi dengan meleknya teknologi karena jamannya kedepan akan banyak tantang yang lebih besar,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Dr Agus Fatah mengharapkan, lulusan dari STIA ini agar mampu untuk bekerja dengan teknologi karena sekarang musimnya digital.
“Tentunya kita harus mampu menguasai teknologi informasi. Mengingat, saat ini harus bertahan dan bersaing saat memasuki dunia kerja di era revolusi industri 4.0. Apapun jurusannya, jadi ini sudah bukan lagi fakultas tertentu atau jurusan tertentu yang harus menguasainya,” ujarnya.
“Karena penguasaan teknologi informasi semestinya menjadi ilmu generik yang harus dikuasai oleh siapapun untuk bertahan. Kalau ingin ‘survive’ harus menguasai paling tidak secara elementer tentang teknologi digital,” paparnya. (M.Kris)
What a compelling and insightful read! The author did a fantastic job. I’m curious to know how others feel about this topic. Click on my nickname for more engaging discussions.