Erick Thohir: Duel Final Jerman Lawan Perancis Berikan Pembelajaran bagi Sepak Bola Indonesia

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan final Piala Dunia U17 2023 antara Jerman dan Perancis berlangsung sangat dramatis. Ini sekaligus menjadi contoh pentingnya pembinaaan usia dini. Untuk membentuk Timnas senior yang solid.

Untuk itu, Erick yang juga Menteri BUMN ini, mengaku sangat terhibur menyaksikan duel sengit antarkedua tim yang pertandingannya berlangsung di Stadion Manahan Solo, Sabtu 2 Desember 2023.

Dalam laga tersebut, tim Ayam Jantan Muda sukses melakukan comeback di waktu normal untuk memaksakan Jerman melakukan tos-tosan. Sempat tertinggal 0-2, mereka sukses memaksakan skor imbang di waktu normal.

Jerman membuka keran gol pada menit ke-29 lewat penalti. Penyebabnya, Aymen Sadi melakukan pelanggaran di kotak penalti. Brunner yang jadi algojo sukses menunaikan tugasnya dan membuat Jerman unggul 1-0 atas Perancis.

Memasuki paruh kedua, Jerman tidak butuh waktu lama untuk kembali mencetak gol. Kali ini, mereka melakukan serangan balik di menit ke-51. Noah Darvich sukses melepas tembakan di depan gawang yang mengenai kiper Perancis dan malah masuk gawang.

Hanya dua menit berseling, Perancis memperkecil ketinggalan. Saimon Bouabre yang mencatatkan namanya di papan skor (53′) setelah memanfaatkan umpan dari Nhoa Sangui.

Kedudukan 2-1 membuat laga berjalan semakin semakin sengit. Perancis lebih rajin menyerang mengejar skor.

Memasuki menit ke-65, Jerman mendapat kesialan karena harus bermain dengan 10 pemain saja. Penyebabnya, Winners Osawe mendapat kartu kuning kedua sehingga tidak bisa melanjutkan laga.

Perancis akhirnya mampu menyamakan kedudukan di menit ke-85. Berawal dari upaya Tidiam Gomis di sisi sayap dan dilanjutkan dengan umpan tarik. Bola matang di depan gawang didorong oleh Mathis Amougou yang memaksa skor jadi 2-2.

Begitu memasuki duel adu penalti, Jerman menunjukkan kematangannya. Tiga penendang Perancis gagal menceploskan bola. Der Panzer unggul 4-3. Sementara Heide dan Brunner merupakan eksekutor Jerman yang gagal menceploskan bola ke gawang Perancis.

“Pertandingan yang benar-benar mendebarkan. Final yang klimaks. Perancis menunjukkan mentalitas tidak mengenal menyerah. Walau tertinggal mereka bisa mengejar skor untuk memaksakan pertandingan disudahi dengan adu penalti,” kata Erick.

Pujian diberikan pria yang juga menjabat sebagai Ketua LOC Piala Dunia U-17 tesebut kepada Jerman.

“Jerman pantas menjadi juara. Semenjak penyisihan grafik performa mereka terus menanjak. Mereka menyingkirkan tim kuat Spanyol dan Argentina sebelum akhirnya bersua Perancis di laga puncak,” ujarnya.

Erick berharap tontonan seru duel final memberi pembelajaran bagi sepak bola Indonesia. “Piala Dunia U-17 menjadi contoh pentingnya kita serius akan pembinaaan usia dini. Untuk membentuk Timnas senior yang solid perlu ditopang pembinaan yang berkesinambungan.

Erick Thohir: Duel Final Jerman Lawan Perancis Berikan Pembelajaran bagi Sepak Bola Indonesia

“PSSI mendapat pelajaran banyak dari Piala Dunia U-17, tak hanya sebagai pengelola event tapi juga pemikiran masa depan berkaitan dengan pembinaan,”

Daftar Juara Piala Dunia U-17

1985 Tiongkok

Juara: Nigeria Runner-up: Jerman Barat Peringkat Ketiga: Brasil

1987 Kanada

Juara: Uni Soviet Runner-up: Nigeria Peringkat Ketiga: Pantai Gading

1989 Skotlandia

Juara: Arab Saudi Runner-up: Skotlandia Peringkat Ketiga: Portugal

1991 Italia

Juara: Ghana Runner-up: Spanyol Peringkat Ketiga: Argentina

1993 Jepang

Juara: Nigeria Runner-up: Ghana Peringkat Ketiga: Chili

1995 Ekuador

Juara: Ghana Runner-up: Brasil Peringkat Ketiga: Argentina

1997 Mesir

Juara: Brasil Runner-up: Ghana Peringkat Ketiga: Spanyol

1999 Selandia Baru

Juara: Brasil Runner-up: Australia Peringkat Ketiga: Ghana

2001 Trinidad dan Tobago

Juara: Prancis Runner-up: Nigeria Peringkat Ketiga: Burkina Faso

2003 Finlandia

Juara: Brasil Runner-up: Spanyol Peringkat Ketiga: Argentina

2005 Peru

Juara: Meksiko Runner-up: Brasil Peringkat Ketiga: Belanda

2007 Korea Selatan

Juara: Nigeria Runner-up: Spanyol Peringkat Ketiga: Jerman

2009 Nigeria

Juara: Swiss Runner-up: Nigeria Peringkat Ketiga: Spanyol

2011 Meksiko

Juara: Meksiko Runner-up: Uruguai Peringkat Ketiga: Jerman

2013 UEA

Juara: Nigeria Runner-up: Meksiko Peringkat Ketiga: Swedia

2015 Chili

Juara: Nigeria Runner-up: Mali Peringkat Ketiga: Belgia

2017 India

Juara: Inggris Runner-up: Spanyol Peringkat Ketiga: Brasil

2019 Brasil

Juara: Brasil Runner-up: Meksiko Peringkat Ketiga: Prancis

2023 Indonesia

Juara: Jerman Runner-up: Prancis Peringkat Ketiga: Mali

Juara Lebih dari 1 Kali

Nigeria 5 (1985, 1993, 2007, 2013, 2015))

Brasil 4 (1997, 1999, 2003, 2019)

Ghana 2 (1991, 1995)

Meksiko 2 (2005, 2011)

Juara Berdasarkan Konfederasi

CAF (7)

UEFA (5)

CONMEBOL (4)

CONCACAF (2)

AFC (1). (Aris)