Bappelitbangda Cimahi Selenggarakan Diseminasi Prospek Perekonomian Tahun 2023, Ini Maksudnya

DEPOSTJABAR.COM (CIMAHI).-Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Cimahi guna meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan Kota Cimahi Tahun 2023, menyelenggarakan diseminasi prospek global perekonomian nasional, regional dan Kota Cimahi tahun 2023, di Aula Gedung B Kantor Pemerintahan Kota Cimahi.

Penjabat (PJ) Walikota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan yang diwakili oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Budi Raharja menyambut baik dilakukannya diseminasi prospek perekonomian global, nasional, regional dan Kota Cimahi tahun 2023.

Menurut Budi, sampai dengan tahun 2019 Kota Cimahi mengalami laju pertumbuhan ekonomi (LPE) yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, bahkan lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat, namun akibat pandemi Covid-19 yang melanda global, pada tahun 2020, kinerja perekonomian Kota Cimahi mengalami kontraksi mencapai -2,26 % yang menurunkan daya beli masyarakat dan produktivitas lapangan usaha.

Dengan berbagai upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah pada tahun 2021 LPE Kota Cimahi meningkat kembali mencapai angka 4,19 %.

“Ditengah upaya pemulihan ekonomi tersebut, dimana keadaan belum sepenuhnya seperti keadaan sebelum pandemi, isu resesi kembali menerpa di tahun 2022 dan semakin menguat menjelang tahun 2023 yang diakibatkan krisis perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan gangguan terhadap sumber energi dan pangan dunia yang diiringi melonjaknya inflasi di berbagai negara, hal ini tentu saja akan memberikan dampak pada perekonomian nasional hingga ke tingkat provinsi serta kabupaten/kota,” terang Budi Raharja.

Meskipun demikian, ditengah melambatnya perekonomian global kondisi perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh dan beradaptasi. Salah satu hal yang mendukung masalah tersebut adalah tingginya tingkat konsumsi masyarakat dimana pada tahun 2021 tingkat konsumsi masyarakat Indonesia mencapai sekitar 54,42%.

Dengan pendekatan yang sama, diharapkan perekonomian Kota Cimahi dapat menghadapi situasi yang sama karena tingkat konsumsi rumah tangga Kota Cimahi pada tahun 2021 mencapai 68,6%,

“Dengan berdiskusi dan duduk bersama kita semua akan mendapatkan gambaran perekonomian daerah yang ditinjau baik dari sisi akademis maupun rencana kebijakan yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengantisipasi terjadinya gejolak perekonomian daerah pada tahun 2023 yang tentu saja akan menjadi masukan untuk pemerintah Kota Cimahi dalam mengambil langkah langkah kebijakan ekonomi pada tahun 2023,”katanya Budi.

Sementara menurut Sekretaris Bappelitbangda Kota Cimahi, Febri Ratmoko, S. Hut, maksud dan tujuan diadakannya diseminasi ini adalah sebagai upaya untuk mengantisipasi sedini mungkin dampak dari melonjaknya inflasi di berbagai negara dan melambatnya perekonomian global yang tentunya akan berdampak pada perkonomian Indonesia, Jawa Barat dan Kota Cimahi sekaligus sebagai upaya peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang didukung dengan kualitas data yang tepat dan akurat.

Dari hasil diskusi, diperoleh masukan dan saran dari narasumber dalam menghadapi kondisi perekonomian Tahun 2023.

“Pemerintah Daerah Kota Cimahi harus mampu menstabilkan sektor-sektor yang menjadi penunjang perekonomian Kota Cimahi antara lain sektor industri, perdagangan dan konstruksi. Selain itu pemerintah juga harus bisa fokus mempertahankan kesejahteraan masyarakatnya melalui program penanggulangan kemiskinan secara masif dan terpadu,” harap Febri.

Hadapi Kondisi Perekonoian 2023, Pemkot Cimahi Harus Fokus Mempertahankan Penanggulangan Kemiskinan Secara Masif dan Terpadu

Kegiatan diseminasi dihadiri oleh perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi yang terkait dengan sektor perekonomian dan sumber daya alam.

Turut hadir sebagai narasumber Ane Carolina S.SI, M.Eng. dari Bappeda Provinsi jawa Barat, Nuraeni Arumsari S. Si, MT. dari BPS Kota Cimahi, dan Dr. Bagdja Muljarijadi dari Centre For Economic and Development Studies (CEDS) Unpad Bandung. (Bagdja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar