Apalagi guru telah memiliki payung hukumnya sendiri, UU Nomor 14 tahun 2015. Ada empat kompetensi guru yang dipaparkan di sana.
Namun, bagi Cucu, kompetensi tersebut bukan hanya tentang profesional, tapi jauh lebih penting adalah tentang kompetensi sosial dan kepribadian.
“Guru mampu beradaptasi dengan perubahan dan menangkap fenomena perubahan zaman, sehingga guru memiliki peran bagi anak-anak kita menjadi kompas kehidupan bagi anak didik kita,” paparnya.
Sososk guru memiliki peran penting dalam hidupnya. Tumbuh tanpa seorang ibu membuat Cucu merasakan guru sebagai pengganti sosok orang tua dalam perjalanan hidupnya.
Guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi membangun emosi yang kuat antara dirinya dengan para gurunya.
“Mereka benar benar memberikan motivasi dan sekaligus melindungi saya. Ini yang melatarbelakangi saya memilih jalannya sebagai seorang guru,” ceritanya.
Selama 32 tahun sudah ia menjadi guru Kimia di salah satu SMA negeri Bandung. Hingga April 2022, ia resmi purna tugas.
“Saya terinspirasi oleh guru-guru hebat saat saya bersekolah. Sehingga saya punya dorongan bagaimana agar saya bisa seperti mereka dan melanjutkan perjuangannya,” ungkapnya.
Selama menjadi guru, ketika ia bersama murid-muridnya terasa selalu menyenangkan dan berenergi.
“Ketika saya berada di kelas, kelas itu menjadi panggung yang penuh kehormatan untuk saya. Kita bisa nengelaborasi berbagai ilmu pengetahuan,” akunya.