DEPOSTJABAR.COM (CIMAHI).- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, saat ini gencar memberantas penyakit Tuberkolosis (TBC). Aksi nyatanya, Dinkes cegah dan temukan penyakit TBC di Kota Cimahi sebagai layanan skrining aktif dan Terapi Pencegahan TBC (TPT) di wilayah kantong TBC dan Institusi Pendidikan.
Hal ini dilaksanakan Dinkes Cimahi dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) tahun 2025, dan Dinkes bekerjasama dengab Konsorsium STPI Penabulu Kota Cimahi, serta dukungan jejaring layanan kesehatan dan kader.
Aksi nyata ini, menggelar kegiatan Penemuan Kasus Aktif (Active Case Finding/ACF) dan Terapi Pencegahan TBC (TPT) di wilayah-wilayah dengan risiko tinggi penularan TBC.
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari (22-25 April 2025), dengan dua hari pertama menyasar warga Kelurahan Cibeureum, dan dua hari berikutnya menjangkau institusi pendidikan dan pesantren di Kelurahan Citeureup.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati. Menurutnya kegiatan ini sebagai aksi nyata dari pihak Dinkes itu sendiri.
“Kegiatan hari ini adalah aksi nyata cegah dan temukan TBC di kota Cimahi. Jadi kami tentunya pada kesempatan hari ini juga melaksanakan screening aktif dan TPT di wilayah kantong TBC dan institusi pendidikan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari, 2 hari pertama itu di Kelurahan Cibeureum dan 2 hari berikutnya menjangkau institusi pendidikan dan pesantren yang ada di Kelurahan Citeureup,” terang Mulya, Jumat (25/4/2025).
Mulyati juga langsung turun kelapangan meninjau secara langsung dalam pelaksanaan screening TBC di MAN Al Musdariyah Citeureup.
Lebih lanju, menurut Mulyati, dalam peringatan HTBS tahun ini mengusung tema nasional “GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata.
“Tema ini menekankan pentingnya tidak hanya berkomitmen dalam wacana, tetapi juga mengambil langkah nyata di masyarakat,” ujar Mulyati .
Kegiatan yang dilakukan ini merupakan implementasi langsung dari semangat GIATKAN, dengan menghadirkan layanan proaktif di lokasi-lokasi padat kasus, serta menjangkau kelompok rentan dan tersembunyi.
Selama dua hari pelaksanaan, kegiatan ACF ini berhasil menjangkau 160 warga melalui pendekatan screening metode paralel, yaitu dengan menggabungkan wawancara gejala klinis dan pemeriksaan rontgen dada (X-ray) portable.
Dari hasil screening tersebut, sebanyak 68 warga ditemukan memiliki indikasi TBC. Seluruhnya terduga kasus ini kemudian dirujuk untuk menjalani pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, sebagai langkah konfirmasi diagnosis yang akurat dan cepat.
“Target sasaran skrining di sekolah ini 200 orang, dan baru sekitar 29 pasien diperiksa ditemukan ada satu yang terindikasi dan diperlu dilakukan pemeriksaan lanjutan” tambah Mulyati.
Selain mencari kasus aktif, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk melakukan skrining kontak serumah dari pasien TBC yang sudah terdiagnosis sebelumnya. Dari proses ini, ditemukan beberapa warga yang tinggal serumah dengan pasien TBC namun tidak menunjukkan gejala apapun.
“Mereka termasuk dalam kelompok berisiko tinggi untuk mengalami infeksi TBC,” cetusnya.
Terapi Pencegahan TBC atau TPT adalah langkah medis yang diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi bakteri TBC namun belum menunjukkan gejala (infeksi laten).
Tujuan dari TPT adalah mencegah perkembangan penyakit TBC aktif yang dapat menular dan membahayakan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.
“Yang paling penting adalah kita semua termasuk di sini media juga memberikan edukasi kepada masyarakat yang ada di Kota Cimahi tentang pentingnya penanggulangan penyakit TBC. TBC ini bukan sesuatu yang memalukan, dapat diobati dan obatnya ada di seluruh puskesmas yang ada di Kota Cimahi, obat untuk TBC dan pemeriksaannya semua gratis,” pungkas Mulyati. (Bagdja)