Gang Apandi Braga Bandung Kerap Dilanda Banjir, Inilah yang Dibutuhkan Warga

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Di balik keindahan Braga, Sumurbandung, ternyata terselip pekerjaan rumah yang cukup krusial dan harus secepatnya diselesaikan.

Permasalahan itu adanya, di gang Apandi karena lokasinya rendah, mudah dijangkau banjir bila air dari sungai Cikapungdung meluap.

Iyep (65) warga Gang Apandi mengatakan memang belum banyak yang tahu kalau kawasan tempat tinggalnya kerap dilanda banjir.

Kebetulan, banjir bandang yang terjadi pada Kamis 11 Januari 2024 kemarin, salah satu banjir terbesar yang pernah dialaminya.

“Kalau dihitung, sudah beberapa kali, 2007, 2009 baru sekarang (banjir tergolong besar,” ujarnya.

Diakui Iyep, pada tahun 1960-an memang ada banjir besar di kawasan Braga. Namun, Iyep tidak ikut mengalaminya.

“Banjir kemarin memang parah, tetapi sesungguhnya ada yang lebih parah lagi yaitu banjir yang terjadi tahun 1968,” katanya.

“Tapi saya belum tinggal di sini, saya baru tinggal di sini pada tahun 1972,” ungkapnya.

Yang diinginkan Iyep dan warga di sekitar tempat tinggalnya adalah persoalan banjir itu harus secepatnya diselesaikan.

Selain itu, Iyep juga berharap kebutuhan warga terdampak banjir juga harus diperhatikan pemerintah kota.

Menurut Iyep, kebutuhan yang utama yang dibutuhkan masyarakat adalah susu formula, pakaian bayi dan lain-lainnya.

Selain itu, ada juga satu kebutuhan tambahan yang diinginkan warga yaitu set top box beserta televisinya.

Hal tersebut disampaikan, karena set top box dan televisi yang ada di rumahnya rusak akibat terendam banjir.

“Warga lainnya juga mengeluhkan hal yang sama,” katanya.

Sementara itu, Camat Sumur Bandung, Wahyu Rinjaningsing mengatakan data per-13 Januari 2024 jumlah warga terdampak banjir di Kelurahan Braga mencapai 579 Kepala Keluarga (KK) atau 1.794 jiwa.

Sedangkan rumah yang terdampak mencapai 229 rumah yang terdiri dari 11 rumah mengalami rusak berat, dan 29 rumah mengalami rusak ringan. Semua berasal dari RW 3,4,7, da 8 Kelurahan Braga.

Terdapat total 180 warga yang mengungsi dan ditempatkan di tiga lokasi yakni Sampono Perfumery, Taman Kanak-kanak Braga dan Sekolah Madrasah Hasanah.

Camat Wayhu menambahkan, saat ini, banjir sudah surut, hanya menyisakan lumpur dan sampah. Oleh karenanya, warga bersama pemerintah dan aparat bergotong royong membersihkan rumah dan lingkungan. (Aris)