Mengenal Virus Antraks : Gejala, Penyebab & Pengobatan

Gejala Antraks

Gejala antraks tidak sama pada setiap orang yang bergantung pada cara infeksi bakteri ke dalam tubuh manusia. Beberapa gejala antraks berdasarkan cara penularannya adalah sebagai berikut: 

  • Antraks Kulit

Jenis antraks ini akan mengakibatkan munculnya banyak benjolan pada permukaan kulit yang diikuti dengan rasa gatal. Benjolan paling sering terlihat pada area leher, lengan, dan wajah. lalu, benjolan bisa berubah menjadi borok dengan warna kehitaman dan tidak disertai rasa nyeri.

  • Antraks Pencernaan

Sementara itu, gejala antraks yang menyerang saluran pencernaan atau antraks gastrointestinal yaitu mual dan ingin muntah, sulit menelan, tenggorokan terasa sakit, penurunan nafsu makan, sakit perut, demam, sakit kepala, dan adanya benjolan pada bagian leher. Saat kondisi memburuk, pengidap bisa mengalami diare bahkan buang air besar berdarah. 

  • Antraks Pernapasan

Tanda dan gejala awal dari antraks yang menyerang saluran pernapasan mirip dengan penyakit flu biasa, seperti tubuh demam, nyeri saat menelan, nyeri pada otot, dan tubuh mudah mengalami kelelahan. Beberapa gejala lanjutannya yaitu sesak napas hingga mengalami syok. Antraks pernapasan juga bisa mengakibatkan peradangan pada selaput otak dan bagian saraf tulang belakang atau meningitis. 

Diagnosis Antraks

Agar mendapatkan diagnosis yang akurat terkait penyakit antraks, dokter biasanya akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan pengidap. Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan apabila ada kecenderungan infeksi bakteri penyebab antraks. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan di antaranya: 

  • Pemeriksaan kulit, dilakukan dengan pengambilan cairan atau kulit dari luka atau lepuhan yang diduga merupakan jalan masuknya bakteri penyebab antraks. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
  • Pemeriksaan darah, dilakukan dengan pengambilan darah guna mengetahui apakah terdapat bakteri antraks dalam darah.
  • Rontgen dada, dilakukan guna mengetahui apakah terdapat kelainan pada organ paru-paru yang terjadi karena menghirup spora antraks.
  • Pemeriksaan feses, dilakukan dengan pengambilan sampel feses pengidap untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat bakteri penyebab antraks pada feses.
  • Pungsi lumbal, dilakukan dengan memasukkan sebuah jarum pada celah yang terdapat di tulang belakang. Prosedur dilakukan guna mengambil sampel berupa cairan saraf tulang belakang, kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium. 

Pengobatan Antraks

Pengobatan penyakit antraks akan lebih efektif dan maksimal jika dilakukan sesegera mungkin. Dokter biasanya akan memberikan beberapa jenis antibiotik guna memaksimalkan efektivitas pengobatan antraks. Sementara itu, tingkat keberhasilan pengobatan biasanya bergantung pada usia, kondisi kesehatan pengidap, dan luas area tubuh yang mengalami infeksi. 

Pencegahan Antraks

Penyakit antraks bisa dicegah dengan mudah, caranya tentu saja menghindari berbagai faktor yang meningkatkan risiko atau menjadi penyebabnya. Ini termasuk:

  • Memastikan daging yang hendak dikonsumsi sudah dibersihkan dan dimasak hingga matang sepenuhnya.
  • Melakukan vaksin antraks, terlebih jika berada di kawasan risiko penularan masalah kesehatan ini.
  • Menghindari kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi penyakit antraks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *