Mengenal Virus Antraks : Gejala, Penyebab & Pengobatan

DEPOSTJABAR,- Antraks adalah jenis penyakit infeksi yang sangat mudah menular dari hewan ternak ke manusia atau disebut dengan penyakit zoonosis. Seseorang bisa mengalami masalah kesehatan ini apabila menyentuh atau mengonsumsi daging dari hewan yang terserang antraks. 

Antraks sendiri merupakan gangguan kesehatan yang jarang terjadi, tetapi sangat serius. Penyakit ini terjadi karena infeksi bakteri Bacillus anthracis. Hingga kini, belum ada studi yang bisa membuktikan bahwa bakteri yang menjadi penyebab antraks bisa menular dari manusia ke manusia lainnya.

Simak Berikut yang Depostjabar kutip Dari Halodoc mengenai penjelasan dan cara mengatasi virus Antraks

Penyebab Antraks

Bakteri Bacillus anthracis yang menyebabkan penyakit antraks normalnya hidup di tanah. Jenis bakteri ini bisa dengan mudah menyerang dan menginfeksi hewan pemakan rumput, seperti domba, kuda, sapi, dan kambing. 

Bakteri tersebut nantinya akan menyebar dan menular dari hewan ke manusia saat seseorang menyentuh bulu atau kulit hewan yang telah terinfeksi, maupun mengonsumsi daging hewan yang kurang matang atau menghirup udara yang telah terkontaminasi bakteri tersebut. Berdasarkan cara penyebarannya, penyebab antraks dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  • Antraks Kulit

Seseorang yang memiliki luka terbuka pada permukaan kulit bisa dengan mudah terpapar bakteri penyebab antraks. Bakteri tersebut bisa berasal dari bulu, kulit, daging, maupun daging hewan yang telah terinfeksi. Antraks jenis ini tergolong tidak berbahaya dan biasanya baru mulai berkembang antara 1 hingga 7 hari setelah seseorang terkena paparan. 

  • Antraks Pencernaan

Selanjutnya adalah antraks pada pencernaan, yang muncul saat seseorang mengonsumsi daging hewan yang telah terinfeksi. Bakteri akan memasuki saluran pencernaan dan menginfeksi saluran cerna sejak 1 hingga 7 hari setelah paparan terjadi. 

  • Antraks Pernapasan

Antraks jenis ini paling berbahaya. Seseorang bisa terkena antraks pernapasan apabila menghirup spora yang berasal dari bakteri antraks, misalnya saat sedang memroses kulit atau bulu dari hewan ternak. Infeksi biasanya baru akan berkembang setelah 7 hari sampai 2 bulan setelah paparan terjadi. 

Selain tiga cara penularan tadi, penyakit antraks juga bisa menular pada seseorang yang menggunakan heroin dengan cara suntik. Antraks jenis ini sering dijumpai di beberapa negara di Benua Eropa dan menjadi kasus langka di Indonesia. Selain itu, beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami antraks antara lain: 

  • Banyak melakukan aktivitas di lokasi yang memiliki riwayat penyakit antraks atau menjadi habitat bakteri penyebab antraks.
  • Punya pekerjaan yang berkaitan dengan proses hewan ternak, seperti memroses bulu, kulit, maupun daging dari hewan ternak atau mengurus hewan ternak. 
  • Melakukan penelitian terhadap penyakit antraks di laboratorium.
  • Punya pekerjaan sebagai dokter hewan, terlebih yang menangani masalah kesehatan pada hewan ternak.

Hingga kini, belum ada studi yang berhasil membuktikan bahwa penyakit antraks bisa menular dari seseorang ke orang lain. Meski begitu, tetap saja ada kemungkinan bahwa seseorang yang melakukan kontak langsung dengan pengidap antraks yang memiliki luka terbuka bisa turut terinfeksi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *