DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Majalengka Jawa Barat menggelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum 2024 di TPS 003 RT. 004 RW. 002 Desa Leuwiseeng Kecamatan Panyingkiran, Rabu (31/01/24).
Ketua KPUD Majalengka, Teguh Fajar Putra Utama mengatakan, simulasi ini bertujuan untuk mempraktekkan tata cara pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Selain itu simulasi ini digelar guna memastikan kesiapan petugas pemungutan dan perhitungan suara beserta tahapannya menjelang 14 hari pesta demokrasi rakyat digelar.
” Hal ini agar kita bisa memastikan kesiapan perangkat kita dijajaran badan adhock dalam pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara, ” ujar Teguh.
Di samping itu, lanjut Teguh, dalam kegiatan simulasi ini juga sebagai ajang sosialisasi kepada masyarakat secara langsung karena pemilih yang terlibat adalah pemilih yang sesungguhnya (rill) di TPS 03 Desa Leuwiseeng di samping mengedukasi tentang bagaimana tata cara nantinya pada saat Pemilu digelar.
Hasil simulasi ini nantinya akan menjadi bahan kajian analisa dan evaluasi khususnya pada durasi waktu yang dibutuhkan dalam proses pencoblosan di bilik suara. Adapun perhitungan dalam simulasi ini mencangkup semua jenis surat suara dari mulai Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, DPD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Target 12 Jam
Sementara itu Ketua Ketua Divisi Teknis KPU Jawa Barat, Ahmad Nur Hidayat mengatakan, KPU Provinsi Jawa Barat mentargetkan penghitungan surat suara di TPS pada pemilu legislatif dan pemilu presiden sudah selesai paling lambat pukul 19.00 WIB atau pemilihan berlangsung selama 12 jam.
Pelaksanaan pencoblosan sudah bisa dimulai pukul 06.00 WIB untuk mengejar target waktu agar penghitungan dan penandatanganan berita acara pelaksanaan pemilihan oleh petugas KPPS tidak larut malam.
Menurutnya target waktu percepatan pelaksanaan pencoblosan dan penghitungan surat suara ini agar tidak mengundang kelelahan bagi para petugas KPPS.
Dia memprediksi waktu pencoblosan setiap orang rata – rata membutuhkan waktu selama 3 menitan. Itu mulai pengambilan kertas suara, berada di bilik suara hingga memasukannya kembali ke kotak suara.
Sedangkan waktu penyebutan hasil pemilihan oleh anggota KPPS mulai membuka kertas hingga melipatnya kembali dan memasukannya ke kotak dibutuhkan waktu sekitar 25 detik.
Dia berharap Jam 15.00 WIB sudah bisa melakukan penghitungan suara, dan pada penghitungan kertas suara untuk pemilihan presiden diperkirakan akan lebih cepat karena kertasnya lebih kecil serta jumlah gambar yang lebih sedikit.
Kondisi ini berbeda dengan legislatif dan DPD yang jumlahnya lebih banyak serta kertasnya lebih lebar. Untuk itu butuh ketelitian dan kehati – hatian saat penghitungan, jangan sampai keliru menyebut gambar yang dicoblos.
“Jika saja para pemilih suda hadir di TPS tepat waktu maka pelaksanaan pemungutan hingga penghitungan kertas suara serta melakukan rekapitulasi perolehan suara akan sesuai dengan estimasi selama kurang lebih 12 jam”, ungkap Ahmad Nurhidayat.
Namun yang menjadi persoalan menurut dia, para pemilih terkadang lambat datang ke TPS, saat dipanggil oleh petugas KPPS belum hadir di tempat, itu akan menjadi salah satu kendala penyebab lambatnya pelaksanaan pelaksanaan pemilihan. Apalagi masyarakat yang berada di pinggiran bisa saja mereka pergi dulu ke sawah atau kebun sehingga lambat datang ke TPS.
Ahmad mentargetkan tingkat partisipasi pemilih tingkat Jawa Barat bisa mencapai 82 persen. Target dianggap tidak berlebihan karena sejumlah kabupaten kota termasuk Kota Bandung telah mentargetkan tingkat partisipasi pemilih sampai 87 persenan.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah ( Sekda ) Kabupaten Majalengka, Drs. H. Eman Suherman, M.M menyambut baik dan mengapresiasi langkah persiapan yang dilakukan oleh jajaran KPUD Majalengka.
Ini merupakan langkah yang inovatif bagaimana KPU sebagai penyelenggara Pemilu, ketika dilaksanakan simulasi ini maka akan memberikan gambaran tentang sukses atau tidaknya pemilu itu sendiri dilaksanakan.
“Dengan Simulasi ini kita dapat mengukur mengenai hal-hal apa yang harus dipersiapkan, persoalan apa yang harus dihadapi, dengan demikian simulasi tersebut dapat mengukur langkah apa yang harus dilaksanakan,” Ucap Sekda.
Masih dikatakan Sekda, saya berharap kepada Ketua KPUD Majalengka beserta jajaran, hasil dari Simulasi Pemungutan dan Perhitungan Suara ini tidak hanya dapat diketahui oleh warga disini saja akan tetapi harus dapat tersosialisasikan kepada seluruh wilayah di Kabupaten Majalengka.
Kepada seluruh jajaran penyelenggara Pemilu semoga dengan simulasi ini dapat lebih terukur bagaimana persiapan lebih maksimal sehingga Pemilu Tahun 2024 di Kabupaten Majalengka dapat berlangsung dengan sukses, jujur, adil, berkualitas aman, damai dan kondusif dan terhindar dari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran berjalannya Pemilu Serentak Tahun 2024 khususnya, ” harap Sekda.(ast)