Sekitar 2 Juta Warga Sunda di Priangan Timur  tidak Mengenal Bahasanya Sendiri

DEPOSTJABAR.COM (TASIKMALAYA).- Sekitar 2 juta warga Sunda di Jawa Barat dari mulai tahun 2012 sampai 2023 tidak mengenal bahasa sunda lagi.

Hal itu diungkapkan Ketua Dharma Wanita Kota Tasikmalaya, Dr. Hj. Arifah Rosmayudi, S. IP.  M. Si mewakili Bunda Literasi, Dwi Wahyudi dalam kegiatan Ngamumule Karya Budaya, di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya Senin (27/11/2023).

Menurut Arifah Rosmayudi, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Bank Indonesia ini, karena kegiatan ini tak hanya melibatkan budaya tetapi melibatkan para kaula muda yang ada di Priangan Timur untuk kembali mengenal bahasa Sunda.

“Kita tetap harus kembali membangkitkan serta memperkenalkan bagaimana budaya kita di daerah, khususnya di priangan mulai dari batik, bahasa sundanya perlu dan terus digalakan serta di sosialisasikan kembali karena efek medsos, banyak pengaruh dari luar hingga menyebabkan kaula muda ini kurang mengenal bahasa sunda dan kurang menggunakan bahasa sunda,“tandasnya.

Dr. Hj. Arifah Rosmayudi, S. IP.  M. Si. (M.Kris)

Sementara itu, Budayawan dan Seniman Jawa Barat, Taufik Faturohman mengatakan, masalah budaya ini harus menjadi perhatian untuk terus di lestarikan dan dibudayakan agar tetap menjadi kebanggaan sebagai anak bangsa.

“Karena budaya ini peninggalan nenek moyang kita yang wajib kita pelihara dan jaga, walaupun digempur budaya luar, sebagai anak bangsa harus tetap mementingkan budaya bangsa sebagai kearifan lokal yang menunjukkan sebagai ciri khas daerahnya.

“Bahasa daerah ini perlu kita rawat dan di lestarikan, bukan hanya kita tapi sudah mendunia Unesco sudah menetapkan setiap tanggal 21 Februari sebagai hari bahasa Ibu internasional,” jelasnya

Bahkan bahasa daerah di negara Indonesia tinggal 718, sebagiannya sudah mati karena tidak digunakan kembali, maka bahasa sunda ini perlu untuk dimasukan kembali ke kurikulum atau mata pelajaran sehari-hari.

“Kita minta seluruh lembaga pemerintah maupun swasta, harus benar-benar memperhatikan ancaman punahnya bahasa daerah ini, mulia sekarang harus digalakkan budaya berbahasa daerah bahasa Ibu dalam setiap kesempatan, kita harus pelihara dan mencintai budaya kearifan lokal ini,”imbuhnya.

Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, M. Alam Maulana mengatakan, Bank Indonesia terus berkomitmen dalam mendukung dan melestarikan budaya Indonesia khususnya budaya Sunda Priangan Timur.

“Bank Indonesia akan terus mendukung program kebudayaan terutama Wastra dan kriya khas Priangan Timur seperti batik Sukapura, kerajinan mendong, Kelom Geulis dan kita akan melakukan pendampingan, sehingga kelestarian budaya ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Alam Maulana.(M.Kris)