El Nino tersebut nantinya diprediksi hanya berlangsung dengan durasi yang pendek.
Prediksi tersebut senada dengan informasi yang dirilis oleh BMKG pada 22 Oktober 2022 lalu.
Dimana saat itu dunia sedang mengalami fenomena iklim yg disebut Triple-Dip La Nina.
Sehingga La Nina berlangsung secara berurutan selama 3 tahun.
Kondisi tersebut umumnya memberikan dampak terhadap relatif tingginya curah hujan
Dwikorita menambahkan, hingga enam bulan ke depan, BMKG memprediksi bahwa curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal.
Meski demikian, secara volume curah hujan bulanan pada 2023 dikatakan relatif menurun dibandingkan curah hujan bulanan selama 3 tahun terakhir.
Adapun curah hujan bulanan kategori diatas normal berpeluang terjadi di Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari dan Maret 2023.
Selanjutnya di wilayah Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara pada Februari 2023.
Sedangkan untuk wilayah Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 23
Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan mengatakan bahwa per Maret – Mei 2023 ini beberapa wilayah di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.
Dodo mengatakan bahwa karena itulah Pemerintah Daerah & masyarakat perlu mewaspadai kemunculan fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin puting beliung, petir & angin kencang.
“Kewaspadaan yg lebih tinggi perlu dilakukan utk mengantisipasi musim kemarau yg diprediksikan lebih kering dgn jumlah curah hujan yg lebih rendah dibandingkan pada 3 thn belakangan karena kondisi La Nina yg tlh netral bahkan berubah menjadi El Nino Lemah,” pungkas Dwikorita. (RA)
I like this web site very much, Its a really nice position to read and receive info.Raise your business