Indra Sjafri Tegaskan Semua Pemain Sama Berjuang Harumkan Indonesia

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Tidak ada istilah diaspora atau pemain keturunan, semua pesepakbola sama, karena punya visi misi sama untuk membanggakan Indonesia di Piala Dunia U17 2023.

Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri tidak ingin skuad Garuda Asia dibeda-bedakan oleh latar belakang apapun. Menurutnya, seluruh pemain sama, punya visi misi yang satu, berjuang mengharumkan nama Indonesia.

“Jangan lagi gunakan bahasa keturunan. Kalau sudah punya paspor indonesia ya dia orang indonesia,” tutur pelatih yang pernah membawa Indonesia juara Piala AFF U19 2013 itu.

“Jangan diembel-embeli dia keturunan. tidak ada istilah diaspora. Dia punya hak membela indonesia,” tuturnya menegaskan.

Pencinta sepak bola Tanah Air saat ini sangat menantikan kontribusi para pemain yang terasah dengan fasilitas dan kurikulum klub luar negeri.

Timnas U17 Indonesia sebenarnya memiliki tiga nama pemain yang ditempa klub asing, yakni Chow Yun Damanik Kadie (Lausanne-Sport/Swiss), Amar Rayhan Brki (Hoffenheim/Jerman), dan Welber Jardim (Sao Paulo/Brasil).

Namun, Chow Yun Damanik batal berangkat ke Piala Dunia U17 2023 karena terganjal masalah administrasi.

Saat ini, pemain yang berdomisili di Swiss tersebut sedang diproyeksikan untuk timnas U20 Indonesia.

Sementara itu pada laga perdana melawan Ekuador, Amar Rayhan Brkic tidak diturunkan pelatih Bima Sakti. Ia hanya berada di bangku cadangan karena sakit diare.

Lantaran sakit, Brkic harus beristirahat selama dua hari dan melewatkan latihan. Sehingga, Bima Sakti enggan memaksakan diri untuk menurunkan sang pemain Hoffenheim.

“Amar kemarin sakit diare 2 hari, 2 hari tidak latihan. Tidak mungkin kami pasang, tidak mungkin kami paksakan juga. Oleh sebab itu, kondisinya takut lebih memburuk lagi, karena dia dari Eropa datang ke sini,” tutur Bima Sakti.

Menurut coach Bima, ini masalah adaptasi saja. Sebab, Welber Jardim dan Direktur Teknik timnas U17, Frank Wormuth, juga sempat mengalami hal serupa saat pertama datang ke Indonesia.

Satu-satunya pemain diaspora yang tampil di laga perdana timnas U17 Indonesia kontra Ekuador adalah Welber Jardim.

Ia dipercaya tampil selama 90 menit dan sempat berpindah dari pos bek sayap kanan ke kiri.

Welber Jardim memperlihatkan koordinasi yang cukup bagus dengan tiga rekannya di sektor pertahanan. Kuartet bek Indonesia memastikan Ekuador hanya mampu mencetak satu gol.

Kendati demikian, Welber Jardim masih menyisakan banyak ruang untuk berkembang.

Kelengahannya melakukan penjagaan, yang disusul dengan terciptanya gol untuk Ekuador, menjadi salah satu bahan refleksi.

Pujian dari pelatih Ekuador, Diego Martinez, bisa menjadi pendorong Welber Jardim untuk berkembang.

“Saya sangat suka nomor 12 (Welber Jardim) full back dia bisa bermain di sisi kiri dan melebar, serta nomor 10 (Ji Da Bin),” katanya.

Pujian kepada pemain berusia 16 tahun tersebut juga dilontarkan oleh anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga. Ia menyebut Welber sebagai pilihan tepat.

”Dia kualitasnya kelihatan, permainannya, tekniknya, keren, stamina. Tapi memang tadi kelihatan bahwa stamina kita memang kurang ya. Mereka bisa, selama permainan kan mereka kelihatan kram dan sebagainya,” ujarnya.

Kontribusi Welber Jardim kembali diharapkan pada pertandingan selanjutnya timnas U17 Indonesia melawan Panama. (Aris)