Marak, Jual Beli Lisensi Klub Profesional Liga 1 dan 2, Ini yang Dilakukan Erick Thohir

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Maraknya jual beli lisensi klub profesional di Liga 1 dan Liga 2 menjadi perhatian ketua umum PSSI yang baru untuk itu akan dibuat gebrakan agar praktek tersebut bisa dihentikan. Nggak punya duit jangan beli klub.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan praktek jual belum lisensi klub sepakbola marak di Indonesia utamanya klub liga 1 dan liga 2.

Untuk itu, katanya dalam wawancara via youtube najwa shihab, kegiatan cari untung sesaat itu akan dihentikan, agar klub sepakbola Indonesia bisa lebih profesional lagi.

Menurut mantan Presiden Inter Milan itu, jual beli lisensi klub terjadi karena kurangnya perhatian dari federasi dalam hal regulasi untuk melindungi identitas sebuah klub.

Akibatnya, masih sering terjadi gelombang akusisi klub yang turut mengubah nama, logo, markas, hingga sejarah klub itu sendiri. Oleh karena itu, kepemilikan klub-klub Indonesia bakal menjadi salah satu perhatian Erick selama periode jabatannya.

Dia berencana membuat kebijakan soal transaksi jual beli lisensi sebuah klub demi menjaga kredibilitas dan integritas kompetisi klub. Selain itu, perlu membuat manajamen sepak bola klub bukan menjadi sekadar ladang bisnis.

Hal ini nantinya juga akan berdampak pada perkembangan kompetisi sepak bola Indonesia yang lebih baik. “Bagi pemilik klub, jangan jual beli klub terus!,” tegasnya, Jumat 17 Februari 2023.

“Harus ada rekam jejaknya, kalau dijual beli sebanyak tiga kali itu masih okelah, tetapi kalau 5 sampai 6 kali itu bagaimana?,” ucapnya mempertanyakan.

Lebih lanjut, Erick Thohir menegaskan pentingnya tanggung jawab sebagai pemilik klub. “Ketika kita memiliki klub, semestinya ada kecintaan pada klub itu, bukan sekadar bisnis,” ucapnya.

“Saya terhormat ketika diberi kesempatan untuk memiliki Inter Milan karena saya juga fans Inter Milan.”

“Kalau kita punya klub, itu hanya titipan dari suporter, kita cuma diamanahkan.”

“Apakah kita akan merawatnya menjadi klub sehat. Kalau klub diperjualbelikan terus akhirnya bakal sulit,” tambahnya.

Menteri BUMN itu juga akan meninjau kesiapan pemilik klub dalam berbagai aspek. Jika mengacu persoalan lisensi klub, minimal ada lima kriteria yang musti dipenuhi pemilik.

Lima hal itu adalah pengembangan usia muda, infrastruktur, personel, dan administrasi, hukum, serta finansial. Kriteria terakhir, kata Erick, menjadi salah satu persyaratan mendasar ketika klub dipindahtangankan.

“Saya akan melihat juga apakah seorang yang ingin memiliki klub itu, apakah mereka punya keuangan cukup selama tiga tahun ke depan,” ucapnya.

“Jangan sampai ada alasan duitnya tidak cukup, ini belum dibayar. Kalau begitu tidak usah punya klub.”

“Peraturan untuk hal-hal seperti ini akan kami kuatkan. Ini menjadi visi dan misi kita semua.”

“Jadi, nanti kalau sudah disepakati bersama, tidak ada yang komplain,” pungkasnya. (Aris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

112 komentar