Mengenal Sejarah Perang Puputan Bali

Singkatnya, karena mendapat penolakan, Belanda menambah bantuan pasukan dari Lombok yang tujuannya adalah untuk menyergak pasukan Ngurah Rai di Tabanan. I Gusti Ngurah Rai yang mengetahui pergerakan Belanda pun langsung memindahkan pasukannya ke Desa Marga. Mereka akhirnya menyusuri ujung timur Pulau Bali dan melintasi Gunung Agung.

Pasukan Belanda yang sudah mengendus pergerakan itu akhirbya megejar mereka. Tepat pada 20 November 1946, di Desa Marga, Pasukan Ngurah Rai dan pasukan Belanda bertemu dan terjadinya pertemouran yang sangat sengit. Dalam pertempuran itu, Pasukan Ciung Wanara berhasil membuat pasukan Belanda mundur.

Tidak berhenti sampai disitu, pasukan Belanda akhirnya datang dengan bantuan jumlah besar dan dengan dilengkapi dengan senjata yang lebih modern juga didukung pesawat tempur. Kondisi akhirnya berbalik, pasukan Ngurah Rai semakin terdesak karena kekuatannya tidak seimbag saat itu.

Beranjak malam, pertempuran antara Ngurah Rai dan pasukan Beland tidak kunjung berhenti. Pasukan Belanda juga semakin brutal menggempur pasukan Ciung Wnara menggunakan Meriam dan bom dari pesawat tempur.

Akhirnya, pasukan Ciung Wanara terdesak ke wilayah terbuka di Area pesawahan dan lading jagung di Kelaci, Desa Marga. Dalam kondisi terdesak, I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah puputan yang artinya adalah pertempuran habis-habisan. Dalam pandangan pejuang Bali, mereka lebih baik berjuang sebagai kesatria daripada menyerah dan jatuh ke tangan musuh.

Pada malam itu, 20 November 1946, I Gusti Ngurah Rai gugur bersama dengan pasukannya. Peristiwa ini kemudian di cacat dan disebut sebagai Peristiwa Puputan Margarana. Puputan Margaran adalah sebah sejarah penting perjuangan bangsa Indonesia.

Gugurnya pasukan Ciung Wanara membuka jalan bagi Belanda untuk membentu Negara Indonesia Timur atau NIT. Tapi, usaha itu gagal setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan pada tahun 1950. –zz-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Fantastic article! Your perspective on this topic is truly insightful. For those looking to explore this further, I found an excellent resource that complements your points: READ MORE. I’m eager to hear what others think about this!