Mengenal Sejarah Perang Puputan Bali

DEPOSTJABAR.COM,- Kisah tentang Kolonel I Gusti Ngurah Rai memang sudah banyak ditulis dalam buku sejarah di Indonesia. Salah satu pahlwan kemerdekaan itu tewas dalam perang sampai mati yang dikenal dengan sebutan Perang Margarana pada tahun 1946. Gusti Ngurah Rai dengan prajuritnya memilih melawan Belanda sampai titik darah penghabisan daripada harus menyerah.

Peristiwa Perang Margarana ini berlangsung pada tanggl 20 November 2021 di Banjar Kelaci, Kecaatan Marfa, Tabanan, Bali.

Dalam sebuah buku, diceritakan bahwa setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, I Gusti Ngurah Rai menerima tugas untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat atau TKR di daerahnya untuk meghadang agresi Belanda yang kembali ingin menguasai Bali setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II.

I Gusti Ngurah Rai keudian membentu pasukan sunda kecil yang diberi nama Ciung Wanara. Ketika membentuk pasukan tersebut, ia kemudian melakukan konsutasi dengan Markas Besar TKR di Yogyakarta yang merupakan pusat pemerintahan pasa waktu itu. Tapi, setelah kembali dari Yogya, Belanda ternyata sudah mendarat di Bali. Dan di sisi lainnta, pasukan Ciung Wanara yang dibentuknya sudah menjadi pasukan-pasukan kecil. Ia lalu mengumpulkan pasukanya itu.

Pada awalnya, Belanda mengajak Ngurah Rai untuk bekerja sama untuk pendudukan tersebut. Hal itu tertulis dalam surat Kapten J.M.T Kunie yang ditujukan kepada Ngurah Rai yang isinya adalah mengajak berunding. Bukannya diterima, ajakan erja sama itu justri Ngurah Rai tolak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *