Di tahun 1900, Masjid Agung Bandung masih memperlihatkan unsur tradisiona,l karena denah bangunannya berbentuk bujur sangkar, atap tumpang tiga, juga terdapat kolam untuk wudhu serta tidak memiliki menara.
Atapnya yang runcing juga mendapat sebutan Bale Nyuncung. Pengaruh dari budaya barat terlihat kala Masjid Agung Bandung sudah tidak memiliki panggung pada tahun tersebut.
Masjid Agung Bandung beberapa kali mengalami perombakan. Baru di akhir abad 20
Masjid Agung Bandung berubah menjadi masjid modern, karena seluruhnya menjadi beton.