DEPOSTJABAR. COM (TASIKMALAYA).- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) tercatat sebanyak 642 kasus tersebar di 10 Kecamatan mulai 1 Januari sampai 17 Mei 2024.
Akibat DBD teresebut, tiga warga meninggal dunia, yakni dua warga Kampung Empangsari berusia (18) dan Perumahan Batara indah berusia (4) Kecamatan Tawang dan satunya lagi warga Ngamplang usia (15) tahun Kecamatan Mangkubumi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat saat menghadiri kegiatan Hari Kebangkitan Nasional Tingkat Kota Tasikmalaya, di Bale Kota Tasikmalaya Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya, Senin (20/5/2024).
Menurut Uus, dari 69 Kelurahan di Kota Tasikmalaya hanya dua Kelurahan yang aman dari DBD yakni Kelurahan Sirnagalih dan Sukalaksana.
Kata Uus Supangat, berdasarkan umur yang harus mendapatkan perhatian khusus yakni usia 0 sampai 5 tahun juga sangat tinggi kasusnya berjumlah 107 orang, kemudian usia 6 tahun sampai 12 tahun berjumlah 152 orang, lalu usia 13 tahun sampai 18 tahun berjumlah 107 orang, selanjutnya usia 19 tahun sampai 30 tahun berjumlah 118 orang dan yang masih mendapatkan perawatan ada sekitar 10 orang
Semua jumlah usia pada naik Artinya ini mempunyai makna tersendiri dan kebanyakan pada anak dan dewasa muda ini masih produktif dan masih sekolah dan bekerja
Makanya, harus waspada dengan penyebaran sarang nyamuk, karena penyebarannya bisa melalui sekolah bisa saat sedang bekerja di kantor dan pesantren, kita tetap harus melakukan operasi bersih atau pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri.
“Nah ini yang harus tetap hati-hati walaupun dibanding dengan tahun lalu dengan tahun berjalan hampir sama dan tidak jauh berbeda, tetapi kenaikan perbulannya yang harus kita waspadai, karena kenaikannya ini sangat luar biasa,” tegas Uus.
Untuk urusan fogging , tambah Uus, bisa dilakukan alternatif akhir yang paling bagus tentunya harus dilakukan terlebih dulu pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri dan yang harus meniru dua Kelurahan yakni dengan memberantas sarang nyamuk secara mandiri dan gotong royong.
Di samping itu untuk tingkat DBD nya tinggi sejauh ini kita bisa menekan angka kematian dan berbeda dengan tahun yang lalu, dan mudah-mudahan tidak ada penambahan kembali dan salah satu kunci pentingnya penegakan diagnostik secara dini.
Usia Anak-anak
Sementara Direktur RSUD Dr. Soekardjo, Kota Tasikmalaya Budi Tirmadi menyebut angka kematian akibat DBD di Kota Tasikmalaya berjumlah 6 orang di tahun ini kasus DBD meningkat menyerang usia anak-anak.
Menurutnya para pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit Dr Sowkarjo ada 12 orang dan sisa sudah mulai membaik dan bisa pulang
“Kami tetap mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan 3M (menguras bak air, menutup, mengubur) dan pola hidup sehat dan bersih serta pemberantasan sarang nyamuk dengan cara mandiri,” katanya.
“Alhamdulillah hari ini di setiap puskesmas sudah bisa diakses melalui pemeriksaan DBD secara spesifik dengan menggunakan pemeriksaan NS1 untuk mendeteksi keberadaan Protein non struktural 1 Pemeriksaan ini mampu mendeteksi virus tersebut dengan cepat. (M.Kris)