Jalan Raya Kertasari Kabupaten Bandung Diterjang Banjir Bandang Lumpur

DEPOSTJABAR.COM (SOREANG).- Jalan Raya Kertasari, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung diterjang banjir bandang disertai lumpur, Selasa 9 Januari 2024.

Daerah yang terdampak Desa Cihawuk, Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Banjir bandang disertai lumpur selain menerjang rumah warga juga sekolah dasar negeri.

Ketua Unit Cegah Siaga (UCS) Kecamatan Kertasari, Deden Saputra membenarkan, adanya peristiwa banjir bandang disertai lumpur. Banjir bandang itu, telah terjadi dari beberapa hari lalu.

“Iyah banjir bandang sudah terjadi dua hari ini, kemarin dari jam 5 sampai lewat maghrib, dan hari ini terjadi lagi dari jam 15.30 WIB sampai sekarang,” ujar Deden.

Pihaknya mengungkapkan, banjir terjadi saat hujan deras melanda wilayah tersebut. Kemudian air meluap dari selokan hingga memasuki jalan raya.

“Jadi emang terjadi saat hujan deras. Terus di leuweungnya (hutan) sekarang mah sudah habis yang kebun kina itu. Penahan airnya sudah tidak ada, otomatis air meluap ke jalan raya,” katanya.

Deden mengaku, peristiwa tersebut telah terjadi beberapa kali. Sehingga warga saat ini khawatir kembali terjadi lagi.

“Kejadiannya memang sering. Dalam satu minggu ini sudah 3 kali terjadi banjir bandang. Warga juga sekarang was was aja kalau terjadi hujan. Saya juga ini di depan rumah udah siap aja we karung buat nahan air,” jelasnya.

Menurutnya saat ini masih melakukan pendataan terkait yang terdampak banjir bandang. Pasalnya saat kejadian air mengalir dengan deras ke pemukiman warga.

“Kalau jumlah rumah yang terdampak masih assemen. Nggak ada korban jiwa. Terus nggak ada kerusakan, cuma air aja masuk ke dalam rumah. Pas kejadian ada beberapa motor yang jatuh,” ucapnya.

Deden berharap bisa dilakukan kembali penanaman di gunung yang ada di Kertasari. Menurutnya saat ini di wilayah perkebunan tersebut kekurangan tanaman yang bisa menahan tanah dan air.

“Kalau keinginan, saran kami mah kalau bisa di sepanjang yang bekas perkebunan kina minimal bisa ditanami kayu keras. Jadi minimal kaya leuweung atau hutan lagi lah, biar bisa menahan air. Dulu mah nggak pernah terjadi kaya gini pas kebun kina nya masih lebat,” pungkasnya.(Aris/Bagdja)