Stunting di Cimahi Alami Penurunan Dibandingkan Tahun 2023, Inilah Data Tahun 2024

DEPOSTJABAR.COM (CIMAHI).- Masalah Stunting di Kota Cimahi mengalami penurunan dibandingkan dari tahun 2023. Tahun ini 2024 kasus stunting di Cimahi mencapai 2.890.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Mulyati, dengan angka 2.890 tersebut,  sekarang pihaknya berharap tidak ada penambahan lagi kedepannya, tetapi verifikasi dan validasi data sedang dilaksanakan dengan harapan tidak ada penambahan.

“Saya berharap tentunya dengan angka ini tidak ada penambahan kasus,” ucap Mulyati menjelaskan, Sabtu (20/4/2024).

Di samping itu Mulyati juga mengucapkan rasa terimakasihnya atas kerjasama antara Pita Putih Indonesia, Lions Club, Organisasi Sehati, dan Pemerintah Kota Cimahi dalam mengadakan kegiatan seminar dengan tema “Pola Hidup Sehat Membantu Mengurangi Stunting”  dan kerjasama ini telah menandai atas kesuksesan inisiatif bersama antara PPI dan Lions Club Bandung.

“Tentunya Pemerintah Kota Cimahi Menyambut baik kegiatan kita pagi hari ini, karena untuk menyelesaikan masalah Stunting tentu istilahnya perlu warga sekampung untuk sama sama menyelesaikan permasalahan ini,” ungkap Mulyati.

Lebih lanjut juga Mulyati menjelaskan, bahwa penanganan permasalahan stunting di Kota Cimahi tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan dan DP3AP2KB saja, pemerintah juga membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak.

Selanjutnya Mulyati juga menambahkan bahwa urgensi strategi penanggulangan stunting, terutama dalam konteks kebijakan pemerintah daerah Kota Cimahi, telah menekankan perlunya pendekatan yang komprehensif, yang tidak hanya menyelesaikan akar masalah (hulu), tetapi juga memperhatikan penanganan dampak (hilir).

Strategi yang diusulkan harus melibatkan langkah-langkah pencegahan sejak dini, dengan fokus pada remaja putri.

“Dan juga tentunya bagaimana kita memastikan remaja putri kita tablet penambah darahnya di minum, sehingga tidak akan terjadi anemia,” ujar Dia.

Disisi lain, Mulyati juga menyatakan,  saat remaja putri akan menikah, hal itu perlu dipastikan calon pasangan tersebut telah menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu oleh dinas kesehatan dan instansi terkait lainnya.

“Untuk ibu hamil dia harus rajin berobat ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya, sehingga dari hulu ke hilir bisa terselesaikan dengan baik,” harap Mulyati.

Karena sangat pentingnya dalam pemahaman dalam mengenai stunting bagi calon pengantin, mengatakan bahwa stunting memiliki banyak faktor penyebab yang perlu dipahami.

“Contohnya pada saat ibu hamil konsumsi gizinya yang baik,” kata Mulyati kembali.

Sedangkan terkait masalah upaya untuk mengurangi angka stunting, dirinya menyebutkan masalah utamanya adalah ketidakjelasan dalam pemberian Program Pemantauan Tumbuh Kembang (PMT) yang masih belum mencakup secara tepat identifikasi secara spesifik berdasarkan nama dan alamat.

“Kami masih fokus pada verifikasi data yang paling penting itu , karena data yang baik akan membuat kebijakan yang baik,” jelasnya.

Mulyati juga berharap dan mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan masalah stunting dengan serius.

“Penyelesaian stunting itu adalah harus kerja sama berbagai pihak, jadi tidak bisa hanya dinas kesehatan saja sendirian, jadi harus bareng-bareng,” tutupnya (Bagdja)