Bagian 2, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Sehingga lapangan tenis begitu sejuk di tutupi rindangnya dedaunan pohon asem.

Jauh di belakang lapangan tenis, tepatnya di antara lahan kosong dan gedung TK, ada satu pohon Beringin. (Hingga tahun 2019, pohon ini masih berdiri).

Pohon ini berada di tempat yang terisolasi, butuh waktu untuk menembus tingginya rumput liar di samping lapangan tenis.

Akhirnya, kami masuk ke lapangam tenis. Ada pintu pagar kawat di sekelilingnya. Sangat tinggi pagar kawatnya, berguna agar bola tidak keluar dari lapangan. Namun, selalu ada saja bola yang berhasil keluar.

Disana, mereka mulai mencari bola yenis yang mungkin masih ada sisa sabtu sore emarin ketika petinggi pabrik bermain. Namun, mata Danar tidak fokus, iamalah tertuju pada 2 pohon asem yang bersebelahan sama besarnya.

Entah disana ada apa, tapi bulu kuduknya merinding setiap kali melihat pohon itu.

“aku bemu bal kilo” (aku nemuin bola ini loh) teriak Jamal. Danar dan Udin dan Dayat oun segera mendekat.

Bola segera diamankan di saku milik Jamal. Mereka oun bermain-main dahulu di lapangan tenis. Tempatnya adem dan benar-benar enak untuk rebahan tidur. Namun, ada yang mengganjal di pikiran Danar. Seolah ada yang sedang memperhatikan, entah darimana.

Dayat pun usul. “pumping nang kene, ayok golek jambu, wes mateng koyok’e” (mumoung disini, ayo nyari jambu, sudah matang kayanya).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *