Bagian 26, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Karena semenjak saat itu, setiap ia tidur, suara minta tolong itu seperti menghantuinya.

Tidak hanya itu, zona selatan mulai di tutup dan menjadi satu-satunya rempat yang terbengkalai. Yang di ingat mas Anton dari peristiwa itu, gedung-gedung disana yang bekas kebarakan.

Konon, selalu ramai suara tawa, tangis, bahkan teriakan kadang menggema. Bila dilihat dari luar, energinya benar-benar negatif. Yang mas Anton tahy, kabarnya, pekerja borongan itu baru saja didatangkan oleh pemilik pabrik.

Bukan untuk mengejar target produksi, melainkan sebagai tumbal untuk raja demit yang sebelumnya baru saja mengundang para tamunya.

Mas Anton teringat saat malam ia melihat, keramaian di pusat. Rupanya, semua ini berhubungan satu sama lain.

Namun, rumor tetaplah rumor yang akan menjadi mitos sebelum berdebu menjadi sejarah kelam.

Mas Anton akhirnya meninggalkan rumah itu. Meski kenangan buruk akan terus tertanam di dalam batinnya.

Yang ia tahu adalah, apapun yang telah terjadi, ia berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi.

Nyawa manusia tetaplah sama berharganya dari apapun.

Selanjutnya, ada kisah dari pak Sukin. Ia adalah seorang kuli kasar yang tinggal di rumah rombe. Rumah rombe sendiri letaknya tidak jauh dari zona timur pabrik gula ini.

Pak Sukin memiliki 2 anak yang bernama Nur dan Jamal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *