Kisah Sewu Dino, Bagian 15

DEPOSTJABAR.COM,- Sri terdiam, melihat Dela menatapnya dengan senyuman menyeringai.

“Cah cilik wangi men nggolek masalah (masih kecil berani sekali cari masalah),” kata Dela sambil tetap berdiri menahan pintu. Kepalanya menggedek ke kiri dan kanan sedag menertawakan Sri yang sedang ketakutan.

“Kok isok (kok bisa),” kata Sri, sambil gemetaran. “Coba pikirno ndok (coba pikirkan nak),” kata Dela, “Lapo wong tuwek situk ikut, mbukak kerandaku trus gak nyancang aku, rupane kanggo awakmu toh, menungso iku lucu kadang yo (kenapa orang tua itu membuka keranda ini, lalu tidak mengikatku dengan benar, rupanya untuk kamu ya. Manusia itu terkadang lucu ya).”

Sri terdiam, ia tiba-tiba berpikir, apa mbah Tamin sengaja membuka keranda itu? Sial, harusnya Sri berpikir bahwa kepergian beliau bukankan suatu yang aneh. Namun untuk melepaskan makhluk ini.

Dela merangkak, ia mendekati Sri yang meringkul. Namun aneh, si Dela haya melihat wajah Sri sambil tetap tersenyum.

“Awakmu gak bakal mati ndok, carane garai aku wegah njukup nyowomo (kamu tidak akan mati nak, caranya membuatku malas mengambil nyawamu).  Tak kandani nek koen kepingin eroh, onok opo nang kene (saya kasih tau sesuatu bila kamu ingin tahu sesuatu, ada apa disini).”

Sri masih diam, ia tidak berbicara banyak. Ketakukan sudah memenuhi seluruh badannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *