Menekan Upal, BI Tasikmalaya Sosialisasi Uang Asli di Pasar Tradisional

DEPOSTJABAR.COM (TASIKMALAYA).- Dalam rangkaian kegiatan Semarak Rupiah Ramadan dan Idulfitri (Serambi) 2024 dengan tema “Bijak Gunakan Rupiah di Bulan Penuh Berkah”, Bank Indonesia Tasikmalaya melakukan kegiatan Edukasi tematik terkait Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah dan Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah (CCKUR) di pasar-pasar tradisional, Kamis(4/4/202)4

Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 3-4 April 2024 yang berlokasi di Pasar Putera Singaparna Mandiri (Kabupaten Tasikmalaya) dan Pasar Indihiang serta Pasar Gegernoong (Kota Tasikmalaya).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, M. Alam Maulana menyampaikan,  kegiatan edukasi tersebut merupakan langkah kongkret Bank Indonesia Tasikmalaya dalam memberikan pemahaman bagaimana memperlakukan uang Rupiah tersebut lebih lama dalam kondisi layak edar melalui program 5T yakni, tidak melipat, tidak mencoret, tidak meremas, tidak menstapler, dan tidak membasahi.

“Kegiatan ini juga mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan uang Rupiah. Melalui edukasi ini, masyarakat dibekali dengan Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah dan langkah-langkah yang dilakukan apabila masyarakat mendapatkan uang Rupiah yang diragukan keasliannya sebagai langkah prefentif dalam mencegah peredaran uang palsu di masyarakat.

Pihaknya menegaskan bahwa dalam kegiatan ini masyarakat diedukasi untuk mengenali Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah melalui Metide 3D (Dilihat, Draba, Diterawang).

Kemudian, Bank Indonesia Tasikmalaya  turut menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan apabila masyarakat mendapatkan uang Rupiah yang diragukan keasliannya.

 “Masyarakat bisa lapor ke Bank Indonesia Tasikmalaya, perbankan setempat maupun kepada pihak kepolisian. Masyarakat juga diimbau untuk tidak menyimpan uang palsu dan tidak boleh diedarkan kembali sebagaimana diatur Undang undang mata uang no 7 tahun 2011,” katanya.

Alam juga mengimbau masyarakat agar Iebih berhati-hati dalam melakukan transaksi jual beli. Terlebih minggu terakhir menjelang idul fitri.

“Maka masyarakat didorong untuk menggunakan Qris dalam transaksi digital (non tunai). Dengan transaksi digital, selain memberikan kemudahan juga keamanan dan mrngurangi risiko terdapatnya uang palsu pada transaksi tunai yang ada dilingkungan masyarakat pasar.

“Mudah-mudahan edukasi ke pasar-pasar tradisional ini bisa lebih menekan peredaran uang palsu (Upal) terutama menjelang lebaran Idul Fitri dan usai Idul Fitri sehingga tidak ada masyarakat yang dirugikan,” katanya (M.Kris).