Indra Sjafri: Kehadiran Sananta Berpengaruh terhadap Agresivitas Lini Serang Indonesia

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Timnas U24 Indonesia tersingkir di babak 16 besar cabor Sepakbola Asian Games, moncernya peran Ramadhan Sananta dipertanyakan wartawan, Coach Indra Sjafri bela dengan penjelasan seperti ini.

Indonesia kalah 0-2 dari Uzbekistan di babak perpanjangan waktu, sebelumnya kedua tim bermain imbang tanpa gol selama 90 menit pertandingan waktu normal.

Di babak extra time, dua gol Uzbekistan goncang gawang Indonesia, dua gol kemenangan Uzbekistan dicetak oleh Sherzod Esanov masing-masing pada menit ke-92 dan 120+1.

Gol Indonesia pada menit ke-110 dianulir oleh hakim garis. Ramadhan Sananta berdiri offside saat menjaringkan bola dengan sundulan meneruskan tendangan bebas.

Coach Indra Sjafri, Ernando Ari (screenshoot video NOC Indonesia yang diterima redaksi jelang pertandingan)

Selepas pertandingan, Indra Sjafri menjawab pertanyaan awak media tentang Peran Ramadhan Sananta di kubu Indonesia. Sebab striker Persis Solo itu baru tiba usai Indonesia lolos ke babak 16 besar.

“Sepak bola itu permainan tim, jadi tidak hanya cukup Sananta. Permainan Sananta bagus, tapi sepak bola adalah permainan kolektif yang dimainkan oleh 11 orang dan tidak boleh ada eror. Kalau ada eror berarti akan ada masalah,” ujar Indra Sjafri dalam rekaman wawancara usai pertandingan yang diterima redaksi.

“Oleh sebab itu saya berterima kasih kepada Persis Solo yang telah memberikan pemainnya untuk hadir ke sini dan kami sangat terbantu dan semua pemain juga mengapresiasi Sananta bisa ada di China,” tambahnya.

Kehadiran Sananta di babak 16 besar sejatinya cukup berpengaruh terhadap agresivitas lini serang Indonesia. Striker 20 tahun itu bahkan sempat menggetarkan gawang Uzbekistan di babak pertama perpanjangan waktu.

Sayang, wasit menilai Sananta lebih dulu berada di posisi offside sebelum menyambut umpan tendangan bebas Rizky Ridho dengan sundulan mautnya.

Lini depan Indonesia memang kurang greget tanpa kehadiran Sananta. Garuda Muda hanya mampu mencetak dua gol ke gawang Kirgistan di babak penyisihan Grup F melalui Ramai Rumakiek dan Hugo Samir.

Kekalahan dari Uzbekistan praktis menghentikan mimpi Indonesia lolos ke babak perempat final. Terhenti di babak 16 besar jadi pencapaian tertinggi Indonesia di ajang ini dalam kurun hampir empat dasawarsa terakhir. (Aris)