Namun, pada tahun 1918 Belanda melakukan renovasi dengan menambah lorong dan koridor dalam gua yang berada di daerah Dago Pakar ini. Letaknya yang strategis dan tersembunyi, kemudian menjelang Perang Dunia II awal tahun 1941, Belanda menjadikan terowongan ini sebagai benteng atau markas militernya.
Dalam terowongan tersebut mereka membangun jaringan gua sebanyak 15 lorong dan 2 pintu masuk setinggi 3,2 meter. Luas pelataran yang dipakai gua seluas 0,6 hektar dan luas seluruh gua berikut lorongnya adalah 547 meter.