Disdik Kota Cimahi Sediakan 4.000 Kuota untuk Jenjang SMP, Inilah Riciannya

DEPOSTJABAR.COM (CIMAHI).- Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, Harjono menjelaskan, pihaknya telah menyediakan sekitar 4.000 kuota siswa pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selanjutnya, kata Harjono,  kuota tersebut akan dibagi empat jalur pendaftaran yaitu jalur zonasi sebanyak 50 persen, afirmasi 15 persen, jalur perpindahan tugas orang tua 5 persen dan jalur prestasi untuk SMP 30 persen.

Harjono juga mengatakan, dari 50 persen kuota jalur zonasi, pihaknya menyediakan 10 persen kuota khusus siswa perbatasan. Kuota itu dipakai untuk SMP negeri yang terletak dengan Kota Bandung, Kabupaten Bandung, serta Kabupaten Bandung Barat.

“Total kuota PPDB SMP kita punya 4.000. Jalur zonasi masih jadi angka paling besar sebanyak 50 persen. Nah, dari 50 persen ini kita sediakan 10 persen bagi siswa perbatasan yang ingin sekolah di Cimahi,” terang Harjono pada Selasa (30/5/2023).

Harjono juga menerangkan tahapan pendaftaran dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap 1 untuk jalur afirmasi, prestasi, perpindah tugas orangtua, dan anak guru. Sedangkan tahap 2, fokus pendaftaran khusus jalur zonasi.

Jadwal tahap 1  PPDB SMP dimulai 12-14 Juni 2023. Sedangkan tahap 2, tanggal 26-30 Juni 2023. Seluruh proses pendaftaran dilakukan secara online melalui laman https://ppdb.cimahikota.go.id. Sedangkan bagi siswa luar kota, perpindahan, dan kuota perbatasan, pendaftaran dilakukan di sekolah tujuan oleh operator yang ditunjuk.

“Kalau lulusan SD di Cimahi pendaftaran langsung online oleh sekolah masing-masing. Untuk kuota perbatasan harus datang langsung,” jelas Harjono.

Kuota PPDB SMP sebanyak 4.000 yang disediakan Disdik Kota Cimahi angkanya sangat jomplang jika dibanding total lulusan SD dan MI yang mencapai 9.000 orang. Meski begitu, total angka lulusan SD dan MI tak seluruhnya ikut dalam PPDB. Banyak di antara mereka memilih melanjutkan sekolah ke swasta, pindah keluar negeri, atau memilih menempuh pendidikan pesantren.

“Jadi semua lulusan akan terakomodasi. Namun sebagian masuk swasta,” tandasnya. (Bagdja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *