Flu Burung Serang Hewan Unggas di Padasuka Cimahi, Ini yang akan Dilakukan Dispangtan

DEPOSTJABAR.COM (CIMAHI) .- Puluhan ekor unggas jenis ayam, entog, dan kalkun milik peternak asal RT 05/04, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi mati mendadak secara bertahap sejak 16 sampai 21 Februari 2023 lalu.

Salah satu peternak yang unggasnya mati mendadak yaitu  Yuyun Somantri (53). Ia kaget karena peliharaannya itu tiba-tiba banyak yang mati tanpa ada gejala sakit terlebih dahulu.

“Betul, ada ayam saya yang mati mendadak. Sebelumnya ya nggak ada yang sakit, makanya kaget tiba-tiba banyak yang mati,” kata Yuyun

Yuyun mengatakan unggas jenis ayam miliknya yang mati mendadak sebanyak 14 ekor dari total 21 ekor. Sementara sisanya diketahui sehat meskipun berada dalam satu kandang.

“Dari 21 ekor itu yang mati 14 ekor. Padahal hari itu saya masih sempat potong beberapa ekor terus dikonsumsi. Nah sore-sore saya cek aneh tiba-tiba banyak yang mati,” ucap Yuyun.sedih.

Saat itu Yuyun belum mengetahui penyebab peliharaannya itu mati mendadak dalam jumlah banyak. Sebab ayamnya masih ada yang selamat padahal ada di satu kandang.

“Ya waktu itu belum tahu flu burung atau apa, soalnya kan hasil (uji laboratorium) belum keluar. Soalnya kalau disebut penyakit, kan harusnya mati semua. Tapi ini masih ada yang selamat,” katanya.

Yuyun mengatakan, sampai saat ini ia tak merasakan gejala apapun usai mengonsumsi daging ayam yang dipotong lalu dimasak dari unggas peliharaannya tersebut.

“Jadi dipotong 2 ekor buat kerja bakti terus dikonsumsi. Tapi sampai sekarang nggak kerasa apa-apa,” bebernya.

Yuyun sendiri langsung mengubur ayam peliharaannya yang mati mendadak. Kemudian didapat informasi ayamnya mati gara-gara Flu Burung, ia langsung membakar kandang tempat ayamnya dipelihara.

“Langsung dikubur, terus kandangnya yang panjang juga langsung dibakar,” kata Yuyun.

Terjunkan Petugas

Sementara itu Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi Mita Mustikasari mengatakan, pihaknya sudah menindaklanjuti laporan soal unggas milik peternak yang mati mendadak.

“Kita sudah terima laporan soal unggas mati mendadak, jadi dalam laporannya itu sekitar seminggu ada 49 ekor yang mati,” kata Mita.

Pihaknya langsung menerjunkan petugas ke lapangan untuk mengambil sampel unggas yang mati mendadak kemudian dibawa ke Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (BKHKMV) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

“Sampelnya diuji di sana, hasilnya sudah keluar dan positif Avian Influenza. Artinya di situ sudah terjadi penyebaran penyakit Flu Burung,” tutur Mita.

Menindaklanjuti penyebaran Flu Burung di wilayah tersebut, pihaknya kemudian membersihkan bekas kandang dan wilayah permukiman terdekat dengan disinfektan.

“Selain lingkungan didisinfeksi, peternak dan pemilik unggas lainnya juga diberi disinfektan agar bisa melakukan disinfeksi mandiri,” kata Mita.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi Tita Mariam membenarkan flu burung menyerang hewan unggas di Padasuka Cimahi.(foto:ist)
 

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi, Tita Mariam, juga menjelaskan bahwa Avian influenza (AI) merupakan penyakit viral akut pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza type A subtipe H5 dan H7.

“Virus ini merupakan virus ss-RNA yang tergolong family  Orthomyxoviridae. Semua unggas dapat terserang virus influenza A, tetapi wabah AI sering menyerang ayam dan kalkun,” jelas Tita, Rabu (1/3/2023)

Penyakit ini bersifat zoonosis dan angka kematian sangat tinggi karena dapat mencapai 100%.

Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dari unggas terinfeksi dan unggas peka melalui saluran pernapasan, konjungtiva, lendir dan feses; atau secara tidak langsung melalui debu, pakan, air minum, petugas, peralatan kandang, sepatu, baju dan kendaraan yang  terkontaminasi virus AI serta ayam hidup yang terinfeksi. Unggas air seperti Itik dan Entog dapat bertindak sebagai carrier (pembawa virus) tanpa menujukkan gejala klinis.

“Unggas air biasanya berperan sebagai sumber penularan terhadap suatu peternakan ayam atau kalkun,” ucapnya.

Penyidikan penyakit dilakukan dalam rangka menindaklanjuti dan merespon laporan dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi tanggal 21 Februari 2023 ke Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi.

Isi laporan berupa peningkatan kematian unggas di wilayah RT 005 RW 004 Kelurahan  Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Hasil penyidikan penyakit sebagai berikut :

1. Terjadi kematian unggas dalam waktu yang mendadak di wilayah RT 005 RW 004 Kampung Kebon Manggu, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Waktu kematian unggas berdasarkan pemilik terjadi sejak seminggu kurang lebih mulai dari tanggal 16 Februari 2023 hingga 21 Februari 2023.

2. Pemilik hewan unggas yang mengalami peningkatan kematian secara mendadak yaitu :

(1) Sidin Purwanto

Jumlah unggas 32 ekor, jumlah ayam 12 ekor, jumlah entog 20 ekor, jumlah kalkun 0 ekor, jumlah yang sakit 22 ekor, Jumlah yang mati 31 ekor.

(2) Eti Rusmarini; dan

Jumlah unggas 36 ekor, jumlah ayam 26 ekor, jumlah entog, 6 ekor, jumlah kalkun 4 ekor, Jumlah yang sakit 4 ekor, jumlah yang mati 4 ekor

(3) Yuyun,

Jumlah unggas 18 ekor, jumlah ayam 18 ekor, jumlah entog, 0  ekor, jumlah kalkun 0 ekor, Jumlah yang sakit 14 ekor, jumlah yang mati 14 ekor

3. Data teknis kasus diambil sampelnya untuk dilakukan pengujian dibalai kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner (BKHKMV) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan hasil positif A1

4. Dispangtan telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan selaku yang memberikan laporan,  Pihak perangkat di daerah (RT dan RW), serta dengan pihak kelurahan Padasuka.

6. Pada hari Rabu, 22 Februari 2023 telah dilaksanakan desinfeksi lingkungan bersama dengan Dinas Kesehatan dan Kelurahan Padasuka.

“Selain lingkungan didesinfeksi, pemilik hewan  juga diberi desinfektan untuk pelaksanaan desinfeksi mandiri oleh pemilik hewan sendiri,” ujar Tita.

7. Bersamaan dengan Desinfeksi lingkungan tanggal 22 Februari 2023 dilakukan Komunikasi,  Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai Avian Influenza. Dispangtan KIE terhadap bagaimana tatalaksana pada hewan berupa desinfeksi, pengendalian lalu lintas ayam diwilayah dan juga tatalaksana penguburan hewan yang telah mati sedangkan Dinkes, bagaimana tatalaksana pada penularan AI di manusia.

8. Rencana Tindak Lanjut Dinas Pangan Pertanian akan melakukan vaksinasi Flu Burung di Kota Cimahi serta membuat Surat Edaran tentang kewaspadaan terhadap penyakit Flu Burung. (Bagdja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *