Gara-gara  Sekolah digembok Juragan Tanah, Ratusan Siswa SD Gaharu Kabupaten Bandung Terlantar

DEPOSTJABAR.COM (SOREANG).- Ratusan siswa SD Gaharu di Jln.Endung Surya, Baleendah, Kabupaten Bandung  terancam terlantar, akibat sekolahnya digembok Juragan Tanah.

Menurur  Orang tua murid, Taufik Anwari ,  para siswa di SD alam itu sudah tiga hari  tidak belajar, karena sekolahnya ditutup paksa sekelompok orang, yang mengaku tanah Gaharu itu milik kliennya.

 “Sudah  tiga hari kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Gaharu dihentikan, karena sekolahnya ditutup paksa sekelompok orang, yang mengaku  lahan sekolah itu milik kliennya,” jelas Taufik yang dihubungi lewat telefon, Jumat (4/11/2022).

“Kami menyesalkan tindakan sekelompok orang  yang datang tiba-tiba ke sekolah kemudian menggembok, merusak fasilitas sekolah dan mencoret-coret sekolah serta memasang plang kepemilikan lahan,” sambungnya.

Peristiwa itu, ujar bapak dari dua siswa ini, terjadi pada Rabu (2/10/2022) kemarin. Sampai saat ini jelasnya, belum ada kepastian kapan KBM di SD itu bisa kembali normal.

“Anak saya dua orang sekolah.di sana, kelas 3 dan 5. Untuk yang kelas 3, belajarnya online lagi di rumah, sedang yang kelas 5 di pindah ke sekolah lain, masih milik Gaharu  yang lokasinya di Jl. Adipati Kertamanah, Baleendah,” katanya.

Taufik mengatakan,  karena sejak kejadian hingga  kemarin tidak ada respon dari pihak keamanan dan Pemerintah Kabupaten Bandung, rencananya  para orang tua murid akan melaporkan kejadian itu ke Polresta Bandung.

“Karena ada tindakan perusakan fasilitas sekolah dan menghalangi anak-anak yang hendak belajar, ya kita laporkan saja,” ujarnya.

Dia menjelaskan,  peristiwa yang terjadi di SD Gaharu itu dipicu oleh sengketa lahan. Jadi ujar Taufik, ada  juragan tanah yang tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai pemilik lahan  yang digunakan Gaharu.

“Luas tanah yang  jadi konflik sekitar 2.400 meter persegi. SD Gaharu berdiri sudah 14 tahun,  tiba – tiba di 2017 ada juragan tanah menggugat dan mengakui jika lahan itu miliknya,” papar Taufik.

Menurut Taufik, pihaknya dan seluruh orang tua murid menyesalkan peristiwa itu, sebab keberadaan sekolah itu dibutuhkan. Karena Gaharu, satu – satunya sekolah inklusi  yang ada di Kabupaten Bandung.

“Kami menyesalkan ya, peristiwa penggembokan sekolah itu. Gaharu satu – satunya sekolah di Kabupaten Bandung yang menerima anak disabilitas,” jelasnya.

Sementara  Kepala Sekolah MI Gaharu, Tria Pratiwi, membenarkan kejadian yang memimpa sekolah yang dipimpinnya itu.  Untungnya, saat kejadian semua anak-anak sedang diliburkan karena ada kegiatan doa bersama.

“Sekitar pukul 09.00WIB tiba-tiba datang rombongan dari salah satu LSM yang memasang plang bikin rame-rame (membuat kegaduhan) di sekolah. Alhamdulilahnya anak-anak sedang diliburkan, hanya ada fasilitator, Wakil Direktur dan kemaanan,” ujarnya.

Kemudian, setelah rombongan LSM tersebut pulang, pihak sekolah menggelar rapat untuk memutuskan keberlangsungan KBM siswa didik.

“Karena ada masukan dari komite sekolah, aktivitas KBM harus tetap berlangsung. Sekolah ini memiliki ruang kelas lain di Jalan Adipati Kertamanah, maka aktivitas KBM dialihkan kesana,” ucapnya.

Karena ruang kelasnya terbatas (hanya 3 kelas),  jadi yang kelas 4,5,6  KBMnya di pindah ke sekolah di Jl. Adipati Kertamanah, Baleendah. Sedangkan untuk kelas 1,2,3 dan RA ( Paud) belajar secara online.

Tria menjelaskan, jumlah siswa di.Gaharu  172 orang dan 49 orang siswa RA.  Agar semua KBM bisa kembali normal, pihaknya sudah melayangkan surat ke BPBD dan Tagana Kabupaten Bandung untuk meminjam tenda evakuasi.

“Mudah-mudahan permohonan kami dikabulkan. Jadi untuk sementara anak- anak, sebagian belajarnya di dalam tenda evakuasi,” katanya.

Tria mengaku, dirinya tidak mengetahui sampai kapan SD yang berada dibawah naungan, Yayasan Nun Bina Muda Indonesia itu, akan dibuka kembali.

Yang pasti jelasnya, proses hukum antara yayasan dengan pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan itu masih berlangsung.(nun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *