Warga Keluhkan Keberadaan TPA Heuleut, Begini Tanggapan Penjabat Bupati Majalengka

DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).- Warga Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka keluhkan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berada di desa mereka.

Dimana warga tersebut merasa dirugikan oleh polusi dan limbah yang dihasilkan TPA Heuleut sehingga mempengaruhi kesehatan termasuk kualitas hasil pertanian dan peternakan.

Hal tersebut disampaikan warga saat Penjabat Bupati Majalengka H. Dedi Supandi meninjau lokasi TPA tersebut, Kamis (16/01/2023).

Abdurohman (49) salah satu warga heuleut yang sebagian tanahnya sudah terkubur material sampah mengatakan, dirinya merasa dirugikan dengan adanya TPA tersebut, setelah sebagian tanah sawahnya terkubur sampah, sehingga beberapa tahun ini lahannya sudah tidak menghasilkan.

 “Saat ini saya sudah tidak bisa lagi menanam padi di lahan saya itu, setengahnya sudah terkubur material sampah dan sebagiannya lagi sudah tercemar air  limbah yang keluar dari sampah,” kata Abdurohman.

Menurutnya, ada 7 orang yang terkena imbas langsung pencemaran sari TPA teesebut.

 “Ada tujuh orang pemilik sawah di sekitar TPA yang sekarang sudah tidak bisa lagi menggarap sawahnya, memang pada bulan November 2023 kita mendapatkan konfensasi namun itu juga tidak jelas apakah perbulan atau berapa bulan sekali karena tidak tentu menerimanya dan konfensasi tersebut tidak sebanding dengan hasil sebelum tercemar limbah TPA,”  jelasnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Majalengka ,Dedi Supandi mengatakan, dengan adanya keluhan warga tersebut, akan segera menggodok sejumlah solusi untuk mengoptimalkan peran Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Heuleut. Termasuk, menyikapi keluhan warga di kawasan tersebut.

“Untuk mengentaskan persoalan sampah memang butuh proses dan kesabaran. Tapi mudah-mudahan upaya ini bagian dari solusi,” ujar Dedi Supandi,

Dalam menyikapi persoalan sampah di Majalengka, menurut Dedi Supandi, harus melingkupi aspek hulu dan hilir. Dia mencontohkan untuk aspek hulu, maka ada metode 3R atau Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan ulang), dan Recycle (mendaur ulang).

Dia menilai, meskipun 3R bukan sebuah metode baru, namun cukup efektif dalam pengelolaan sampah. Hanya tinggal menyertakan inovasi agar kinerja metode tersebut dapat berjalan lebih  maksimal.

“Yang dari hulu ini seperti konsep atau solusi 3R, bagaimana melakukan (pengangkutan) sampah rumah tangga ke sini semakin sedikit,” katanya.

Mengenai aspek hilir, Dedi menyampaikan, memang perlu adanya dukungan anggaran. Seperti dalam penambahan mesin pengangkut sampah atau loader dan eskavator.

“Di tambah lagi ada pengolahan secara terpadu yang memang harus menggunakan alat. Yang itu nanti saya akan kirim surat, rencananya akan melakukan pengelolan sampah untuk bergabung dengan KPBU di Jawa Barat,” paparnya.

Untuk menambah kapasitas sampah di TPA Heuleut, pihaknya juga berencana melakukan perapihan di lahan yang tersisa.

Dedi berencana membangun akses jalan baru dari Panyingkiran ke TPA.

 “Dengan begitu kendaraan yang mengangkut sampah tidak melintasi pemukiman warga. Juga soal jam oprasional dan kapasitas muat sampah, agar sampah itu tidak menggunung saat diangkut di kendaraan untuk mencegah tercecer,” paparnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) Kabupaten Majalengka, Hj. Nadisha Hanna, menambahkan, volume sampah di Kabupaten Majalengka terus meningkat. Setiap harinya sampah yang dihasilkan dari aktifitas masyarakat diperkirakan sudah melampaui angka 100 ton dengan perhitungan per hari setiap orang membuang sampah 0,7 kg .

Hal itu membuat Dinas Lingkungan Hidup cukup kewalahan. Apalagi saat ini Kabupaten Majalengka hanya memiliki satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten.

Lebih lanjut Nadisha mengatakana bahwa selama ini armada pengangkut sampah cuma ada sebelas unit dengan kondisi mobil yang sangat memprihatinkan dan empat baru.

“Armada sampah ini melayani Kota Majalengka dan 26 Kecamatan serta beberapa pasar dengan ditunjang petugas sampah sebanyak 177 tenaga, termasuk penyapu jalan dan petugas taman ,” kata Nadisha. (Ast)