Film Dibalik 98: Drama Percintaan Berlatar Belakang Kerusuhan Mei 1998

Lukman menolak mengomentari hal tersebut dan malah meminta mantan aktivis yang protes terhadap film Dibalik 98 untuk menyaksikan film yang akan edar pada 15 Januari mendatang.

Sederet bintang besar ikut ambil bagian dalam film ini, yaitu Chelsea Islan, Boy Williams, Donny Alamsyah, Teuku R Wikana, Fauzi Baadilah, Alya Rohali, Ririn Ekawati dan aktor senior Amoroso Katamsi.

Chelsea dan Boy dipercaya berperan sebagai dua orang mahasiswa Universitas Trisaksi yang ikut berdemo, sekaligus menjadi korban tragedi 1998 dan harus mengungsi ke Singapura. Akting keduanya tidak baik namun juga tidak buruk.

Bintang dari film ini adalah Donny Alamsyah yang berperan sebagai Bagus, tentara yang mempunyai adik ipar seorang pendemo dan istri pegawai istana. Donny sangat pas memerankan sosok tentara yang mengalami perang batin antara pekerjaan dengan keluarga.

Donny bisa masuk dalam peran sebagai tentara lantaran di peristiwa 1998, ia pernah bertemu tentara di DPR/MPR. Di sana, Donny sempat berbincang dengan para tentara yang menjaga rumah rakyat tersebut.

“Tahun 1998 saya pernah mendatangi tentara di DPR/MPR. Jadi modal ingatan saja. Selain itu saya juga beberapa kali main film dimana saya berperan sebagai tentara,” ungkap Donny.

Akting Amoroso Katamsi sebagai Mantan Presiden Soeharto juga cukup menarik perhatian. Pasalnya, ini kali ketiga Amoroso berperan sebagai Soeharto. Amoroso mengaku tidak mengalami kesulitan berarti saat memerankan Soeharto.

“Kesulitan tidak ada karena karakter itu kan tidak berubah,” kata Amoroso.

Film Dibalik 98 memotret kehidupan sejumlah warga Jakarta pada saat peristiwa 1998. Di antaranya keluarga dimana sang kakak bekerja sebagai pegawai istana, suami sang kakak melakoni profesi sebagai tentara dan si adik merupakan mahasiswa yang ikut dalam aksi protes.

Selain itu digambarkan pula pemulung yang mati terbunuh akibat peristiwa tersebut sehingga menyebabkan si anak pemulung menjadi yatim piatu. Menampilkan kerusuhan 1998 kurang lengkap tanpa adanya adegan etnis Thionghoa yang mengalami kekerasan sehingga harus hijrah ke Singapura.

Walaupun film drama percintaan, namun sangat sedikit momen merinding maupun mata berkaca-kaca saat menyaksikan film ini. Padahal, cukup banyak adegan yang semestinya bisa memicu air mata, seperti saat sang kakak yang tengah hamil besar jatuh tersungkur atau saat suami sang kakak perang urat syaraf dengan sang adik. Rasanya hanya ada satu adegan yang mengharukan ketika anak pemulung pada akhirnya mendapatkan baju yang diidam-idamkannya.

Penonton justru akan dibuat terpingkal dengan kehadiran sejumlah cameo yang memerankan tokoh penting dalam peristiwa 1998. Siapa para cameo, tentunya anda harus menjawabnya sendiri dengan menonton film Dibalik 98. (RA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *